KEBUDAYAAN masyarakat Papua dengan menjadi bagian dari Festival Lembah Baliem yang akan berlangsung pada 8-11 Agustus 2011 diselenggarakan di Lembah Baliem, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Indonesia menarik minat wisatawan mancanegara untuk menyaksikan atraksi suku Dani, suku Lani dan suku Yali.
Ketiganya dipertemukan dalam perayaan festival tahunan mereka. Tahun ini festival akan berlangsung di Wosiala, desa dari Wosilimo, Jayawijaya.
"Kami mendapatkan laporan dari sejumlah biro perjalanan bahwa wisman mulai meminati Festival Budaya Lembah Baliem terindikasi dari banyaknya pesanan paket perjalanan pada tanggal penyelenggaraan festival tersebut," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, M Faried Moertolo, Kepada wartawan di Jakarta, Jumat (5/8/2011).
Dia menambahkan, ada biro perjalanan yang mengemas paket wisata Festival Lembah Baliem 2011 seharga Rp16,2 juta dan tetap diminati wisatawan. Setidaknya 40 persen calon wisatawan yang akan datang ke festival yang akan digelar pada 8-12 Agustus 2011 adalah wisman yang berasal dari berbagai negara terutama Eropa.
"Kalau melihat jumlah pemesanan tiket menuju Jayapura pada tanggal penyelenggaraan festival ini yang sudah mulai tinggi mengindikasikan peminat festival tahunan ini semakin meningkat," katanya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Papua sebagai destinasi wisata. Festival ini dikemas menjadi media promosi yang ampuh untuk mengenalkan Papua kepada publik yang lebih luas. Festival Lembah Baliem telah masuk dalam agenda pariwisata nasional, sehingga event ini dimasukan dalam buku promosi calendar event berupa cetakan maupun digital dalam berbagai bahasa dan promosi ke berbagai negara.
Kasubdit Promosi Tujuan Wilayah V, Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Diah Widiati, mengatakan, untuk keberlangsungan acara, para tim pengelola telah menyediakan sebuah arena yang cukup luas karena akan dipadati dengan 500 hingga 1000 prajurit dan penari.
"Penjadwalan simulasi perang kesukuan akan diselenggarakan selama dua hari. Akan dimeriahkan oleh 24 grup yang terdiri dari 30-50 prajurit. Selama perang berlangsung akan diikuti dengan musik tradisional Papua, Pikon, alat musik instrument terbuat dari kayu," ujar Diah.
Festival akan dimeriahkan dengan kesenian yang mengagumkan dan pertunjukan kebudayaan, termasuk tarian khas Papua serta pertunjukan musik tradisional Papua, dan masih banyak lagi.
Selain itu, ada pula kompetisi Sege, kompetisi memanah, yang dikhususkan bagi para pengunjung asing sebagai penghormatan atas apreasiasi kehadiran mereka dalam festival. Selain itu mereka juga bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi penduduk Papua yang sebenarnya dengan menggunakan pakaian tradisional Koteka. Kulit mereka juga akan digelapkan agar kesempurnaan menjadi penduduk Papua lebih terasa.
(ang)