JAKARTA - Dana asing pada Surat Berharga Negara (SBN) terus mengalami penurunan. Tercatat sejak 5 Agustus kemarin hingga 10 Agustus dana asing yang telah keluar dari SBN sebesar Rp6,43 triliun, namun hal ini sudah diantisipasi oleh Bank Indonesia (BI).
Dirjen Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto menuturkan pembelian yang dilakukan oleh BI di pasar sekunder merupakan langkah yang dilakukan dalam rangka operasi moneter. "Sekaligus akumulasi SBN untuk digunakan sebagai instrumen moneter," ungkap Rahmat lewat pesan singkatnya di Jakarta, Kamis (11/8/2011).
Namun, Rahmat melanjutkan, pemerintah sendiri belum menggunakan langkah-langkah stabilitasi crisis management protocol. "Volatilitas masih dalam kisaran wajar," tambahnya.
Ditemui terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution ketika dikonfirmasi perihal penarikan dana asing pada SBN mengungkapkan BI sudah siap untuk melakukan buy back. "Kita ngikutin, jangan takut," tegas Darmin.
Guna memanfaatkan cadangan devisa untuk membeli SBN dilakukan dalam rangka menambah instrumen operasi pasar terbuka (OPT) yang biasa menggunakan rupiah. BI mengemas regulasi baru soal instrumen moneter tersebut dalam surat edaran kepada bank dan lembaga perantara tertanggal 8 Agustus 2011 dan dipublikasikan melalui situs resmi kemarin. Surat memuat perubahan kedua SE BI No. 12/18/ DPM 7 Juli 2010 perihal OPT.
Berikut adalah data kepemilikan Asing dan Bank Indonesia, seperti dikutip dari website resmi DJPU :
Asing:
5 Agustus Rp249,62 triliun
8 Agustus Rp249,33 triliun
9 Agustus Rp247,90 triliun
10 Agustus Rp243,19 triliun
Bank Indonesia (BI)
5 Agustus Rp7,47 triliun
8 Agustus Rp8,30 triliun
9 Agustus Rp9,34 triliun
10 Agustus Rp10,84 triliun
Dengan demikian terjadi kenaikan pembelian SBN dalam Bank Indonesia sebesar Rp3,37 triliun, sementara untuk kepemilikan asing di SBN mengalami penurunan hingga Rp6,43 triliun.
(and)