TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku tidak menonton langsung saat Muhammad Nazaruddin, eks Bendahara Umum Partai Demokrat, melancarkan tudingan ke sejumlah kader partainya di televisi. SBY yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mengaku hanya menerima laporan dari para stafnya.
"Saya sendiri tidak melihat langsung wawancara di televisi, tapi sejumlah pihak memberi tahu saya apa saja yang disampaikan Nazaruddin," kata SBY dalam keterangan persnya di halaman tengah Istana Negara, Jumat 22 Juli 2011.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara telepon dengan 2 televisi swasta, Nazaruddin menuding sejumlah kader Partai Demokrat terlibat dalam kasus. Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan kesepakatan bahwa dalam kasus suap Wisma Atlet hanya sampai pada dirinya, tidak melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng, Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Menteri Pemuda dan Olahraga.
SBY meminta Nazaruddin kembali ke Indonesia dari pelariannya untuk menjalani proses hukum. SBY yang mengenakan baju koko warna putih mengatakan tudingan Nazaruddin dalam pelariannya telah membuat keresahan dan menimbulkan saling curiga.
SBY meminta Nazaruddin menyerahkan diri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjalani proses hukum. Menurut Presiden, KPK akan kesulitan memproses kasus ini jika Nazaruddin tidak kembali. "Silakan dijelaskan semua sangkaan dan tuduhan itu karena proses hukum akan berjalan secara transparan dan akuntabel," katanya. SBY menegaskan hukum Indonesia akan tetap menjaga asas praduga tidak bersalah bagi siapa pun.
Menurutnya, dalam proses hukum, jika Nazaruddin tidak bersalah pasti tidak dihukum. Namun, lanjut SBY, kalau bersalah menurut pengadilan pasti diberikan sanksi. "Terpulang pada kesalahannya berat atau ringan. trial by the court, bukan trial by the press," ujarnya.
SBY pun menegaskan, menjelang rapat koordinasi nasional Partai Demokrat yang akan digelar 23-24 Juli 2011, partai bentukannya itu sedang berbenah diri agar bisa tetap ikut berdemokrasi di Indonesia.
EKO ARI WIBOWO