TEMPO Interaktif, Jakarta - Kemunculan Muhammad Nazaruddin di media massa ternyata mengusik penegak hukum yang kini memburu lelaki 32 tahun itu. "Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan lebih aktif untuk menemukan dia," kata Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, M Jasin kepada Tempo, Sabtu, 23 Juli 2011.
Nazaruddin muncul dua kali dalam sesi wawancara dengan stasiun TV Metro TV. Wawancara pertama pada 19 Juli 2011. Adapun wawancara kedua pada Jumat, 22 Juli 2011, melalui jejaring sosialita Skype yang memungkinkan wawancara dengan tatap muka. Nazaruddin juga berbicara melalui sambungan telepon pada program Jakarta Lawyer Club di TVOne, Selasa, 19 Juli 2011.
Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu menjadi buron sejak masuk daftar cekal sejak 24 Mei 2011. Ia diketahui kabur ke Singapura dengan alasan berobat sehari sebelum dicekal. Namanya juga sudah masuk red notice Interpol sejak 5 Juli 2011. Hingga kini dia tak jelas keberadannya.
Jasin menyatakan tak bisa mengungkapkan langkah yang akan dilakukan untuk mengaktifkan perburuan Nazaruddin. "Mohon maaf tidak bisa disampaikan media, " kata Jasin. "Yang penting KPK berusaha maksimal."
Nazaruddin adalah satu-satunya tersangka dalam suap pembangunan wisma atlet Sea Games XXVI di Jakabaring, Palembang, yang belum ditahan. Tiga orang lainnya, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, bekas Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang dan bekas Direktur Pemasaran PT Duta Graha Indah kini menjadi tahanan Komisi dan sudah menjalani persidangan. Bahkan Rosa sudah menjalani persidangan dua kali.
Keterlibatan empat orang ini terkuak sejak penangkapan penyidik KPK 21 April lalu. KPK menangkap Wafid, El Idris dan Rosalina di lantai tiga kementerian Pemuda dan Olahraga bersama segepok duit asing dan cek senilai Rp 3,2 miliar. Cek tersebut ditengarai sebagai tanda terima kasih kepada Wafid atas kemenangan PT Duta Graha sebagai kontraktor pembangunan wisma atlet untuk SEA-GAMES ke-26 2011.
DIANING SARI
