JAKARTA - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan anti monopoli. Dia tak mau dibilang pro-monopoli terkait penayangan film Harry Potter dan Transformers di Indonesia.
"Sekarang film itu sudah di lembaga sensor. Sebentar lagi selesai. Prosesnya kita siapkan biar rapi. Nanti dikiranya saya pro sama monopoli. Enggak lah, saya anti monopoli. Sekarang kita mencari celah agar filmnya bisa masuk dan bisa ditonton dulu, tapi monopolinya harus dicegah," ujar Jero Wacik di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (21/7/2011).
Menyoal pajak impor film yang sempat bermasalah, Jero menegaskan supaya urusan pajak itu segera dirampungkan oleh importir film.
"Pajaknya diselesaikan. Nanti saya akan undang pers untuk memberikan penjelasan lengkap dan komprehensif bersama Kementerian Keuangan biar tidak ada dusta di antara kita. Saya anti monopoli. Untuk perfilman, saya termasuk yang berjuang agar tidak ada monopoli. Jadi nanti film tidak boleh ada monopoli," paparnya.
Lantaran masalah pajak film impor, Jero sempat sedikit kurang akur dengan pihak Kementerian Keuangan karena memblokir perusahaan-perusahaan importir film yang mengemplang pajak. Kemenkeu juga memblokir importir baru, PT Omega Film setelah ketahuan bahwa mereka importir lama.
Jero bersikeras agar Kemenkeu tidak menarik pajak dari film impor. Dia mendukung film Hollywood bisa kembali tayang di bioskop Indonesia.
Saat ini, Harry Potter and The Deathly Hallows: Part II dan Transformers 3 sudah berada di Lembaga Sensor Film. Jika proses editing lancar, maka film tersebut bisa ditayangkan pekan depan.
"Harapan saya kalau everything's okay, karena sekarang sedang di lembaga sensor, sedang disensor filmnya, mestinya sebelum puasa sudah ada," janjinya.(ang)