TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia berniat menguasai pasar otomotif di Asia Tenggara. Dalam sambutannya di "19th International Indonesian Motor Show 2011" (IIMS), Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan yakin bisa mengalahkan Thailand. "Saya rasa (Indonesia) mampu memimpin di Asia Tenggara," kata Hatta dalam pembukaan IIMS di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat 22 Juli 2011.
Menurut Hatta, sesuai dengan perkiraan Euro Monitor, pendapatan orang Indonesia akan mencapai US$ 5.000 dolar per tahun. Apalagi dengan adanya percepatan yang dicanangkan pemerintah. Dengan pendapatan itu, daya beli masyarakat akan bertambah. Inflasi juga akan dijaga di angka 5,3 persen agar tak menggerus daya beli masyarakat.
Hatta menyarankan kepada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) agar konsisten menempatkan Indonesia sebagai production bases untuk Asia timur. Hatta yakin industri otomotif Indonesia bisa menjadi supply change dan basis produksi. "Kuncinya adalah infrastruktur. Connectivity ikut meningkatkan daya saing. Karena itu, kami mati-matian membangun connectivity dan infrastruktur," ujarnya.
Hatta berharap jangan sampai ada perlambatan dalam industri. Pemerintah akan mendorong dengan tax allowance, tax holiday, dan insentive. Dia yakin tak akan ada deindustrialisasi. "Karena transportasi tumbuh 13 persen. Jadi, bagi saya tak mungkin ada deindustrialisasi," kata Hatta. "Lalu, cadangan devisa kita US$ 120 miliar, terbesar selama ini."
Ketua Panitia IIMS, Johnny Darmawan, menyatakan permintaan kendaraan bermotor terus naik. Di pasar ASEAN, Indonesia menempati peringkat II dengan market share 30,6 persen atau 764 ribu. Jumlah ini hanya selisih 5 persen dibanding peringkat satu, Thailand. "Produksi 2010 naik 51 persen dibanding 2009. Pada 2011 produksi naik 14,1 persen dibanding periode langsung yang sama tahun lalu," kata Johnny dalam sambutannya.
Dia yakin Indonesia akan menjadi pemimpin pasar di Asia Tenggara, seiring dengan naiknya GDP per kapita. Tumbuhnya otomotif, ujarnya, menjadi salah satu penyumbang pajak. Tahun lalu, industri alat angkut ini tumbuh 10,1 persen dan menyumbang 6,98 persen dari DGDP Indonesia. Saat itu, industri otomotif menyumbang pajak dan penerimaan negara hingga 80 triliun. "Ini belum termasuk industri komponen, leasing, dan asuransi otomotif," kata dia.
Tema IIMS adalah "Sustainable Green Technology", atau teknologi ramah lingkungan yang berkelanjutan. "Kami sadar, teknologi hijau sudah menjadi keharusan. Melalui penerapan teknologi ini, industri otomotif bisa berperan dalam mengurangi dampak negatif untuk kelestarian bumi. IIMS Ini diikuti oleh 256 peserta. Terdiri dari 32 APM, 220 industri aksesori dan pendukung
Terkait proyek Green Car ini, Direktur Marketing PT Honda Motor Prospek, Jonfis Fandy, menyatakan insentif perlu diberikan dalam sektor pajak. "Pajak bisa dikurangi, terutama pajak barang mewah, PPN, dan Bea Balik Nama," katanya usai peluncuran di booth Honda. Untuk itu, perlu tambahan insentif lain berupa penambahan fasilitas jalan, parkir khusus, atau masuk tol gratis. Dengan ini, pasar Green Car bisa terbuka.
NUR ROCHMI