TEMPO Interaktif, Jakarta - Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar, meminta Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus suap Wisma Atlet Sea Games XXVI di Jakabaring, Palembang, bertanggung jawab pada Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) dan rakyat Indonesia. "Golkar merasa sakit, kalau partai sakit," kata lelaki yang populer dengan panggilan Ical usai pembukaan rapat koordinasi pemenangan Pemilu di Jakarta, Sabtu, 23 Juli 2011.
Menurut Ical, tidak ada keuntungan yang didapatkan Partai Golkar terkait kisruh internal Partai Demokrat dengan bekas bendaharanya itu. "Kita tidak mengharapkan itu menguntungkan partai, kami mengharapkan Nazaruddin kembali ke Indonesia," kata Ical.
Di tempat pelariannya, Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin menyampaikan sejumlah tudingan kepada para petinggi Partai Demokrat, misalnya dalam kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI di Jakabaring, Palembang. Ia menuding keterlibatan sejumlah kader Partai Demokrat, Anas Urabingrum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, dan Mirwan Amir. Selain itu, Nazaruddin juga menuding Anas dan istrinya ikut bermain dalam sejumlah proyek.
Pernyataan Ical ini menyusul himbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin. Selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY meminta Nazaruddin pulang ke Indonesia dan membuktikan semua tuduhannya pada aparat hukum.
ALWAN RIDHA RAMDANI
