CIANJUR--MICOM: Populasi Elang Jawa (Spizaetus Bartelsi) di kawasan Gunung Gede - Pangrango bisa terancam punah jika habitatnya terganggu akibat ulah masyarakat sekitar yang masih menggantungkan hidupnya dari sumber daya hutan.
Berdasarkan data dari LSM Rainforest Conservation Society (RCS), populasi Elang Jawa saat ini sekitar 70 ekor. Hal itu dikatakan Ketua RCS Usep.
Menurutnya, pola hidup masyarakat yang masih menggantungkan hidup dari sumber daya hutan maupun tidak menjaga kebersihan di kawasan Gunung Gede - Pangrango bisa menjadi suatu ancaman menurunnya populasi Elang Jawa.
Memang, dibandingkan tahun 1998 lalu, populasinya saat ini sudah mulai meningkat.
"Pada tahun 1998 populasi Elang Jawa tinggal sekitar 45 ekor. Dalam jangka waktu 11 tahun, populasinya meningkat menjadi kurang lebih 70 ekor," kata Usep saat dihubungi, Minggu (31/7).
Selain faktor manusia, terancam punahnya populasi Elang Jawa juga diakibatkan terganggunya siklus pola makan seperti tidak adanya tikus hutan, bajing, katak, maupun ular, yang merupakan makanan sehari-harinya.
Karena itu, Usep mengaku, RCS bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) berupaya mencegah perusakan atau penangkapan liar hewan-hewan langka yang dilindungi pemerintah, termasuk Elang Jawa.
"Satu di antara upaya itu yakni merehabilitasi lahan kritis maupun penyukuhan kepada masyarakat dan monitoring lapangan sebulan sekali," katanya.
Ia pun berharap partisipasi semua pihak dalam menjaga kelangsungan hidup hewan-hewan langka yang dilindungi pemerintah. Caranya, pencegahan terhadap perusakan habibat hewan-hewan langka tersebut. (OL-11)