Liputan6.com, Bogor: Penjagaan super ketat mewarnai jalannya Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Demokrat 2011 di Sentul Internatinal Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat. Ini terjadi terutama hampir disetiap sesi kedatangan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Semua pihak termasuk pers sudah paham dengan etika protokoler kepresidenan bahwa seorang Presiden sebagai simbol negara harus dihormati. Namun sangat disayangkan aturan tersebut disikapi barisan Rajawali dengan tindakan berlebihan. Mereka kerap melarang dengan nada keras bahkan sempat menghina kedudukan pers.
Hal ini tergambar jelas saat reporter Liputan6 SCTV Desa Apridini meminta izin untuk bisa mengantarkan materi liputan Rakornas. Desa menjelaskan bahwa ia hanya akan mengantarkan materi berita ke mobil SNG di belakang gedung. Namun seorang anggota Rajawali Demokrat bernama Eko P justru berseru. "Anda siapa bisa keluar masuk sesukanya? Anda cuma pers bukan siapa-siapa," katanya sambil mendongakkan wajah.
Mendengar hal tersebut Desa menanggapinya dengan tenang. "Siapa yang mau keluar masuk? Saya cuma mau mengantar materi liputan, saya tersinggung," ujar Desa.
Beberapa saat kemudian komandan barisan Rajawali memperbolehkan Desa masuk. Sayangnya suara sumbang dari Eko masih terdengar "Tuh..puaskan?" tuturnya.
Barisan Rajawali memang pasukan keamanan yang disiagakan untuk mengamankan Partai Demokrat. Tapi sikap barisan berseragam biru ini tidak bersahabat dan dapat menimbulkan citra buruk partai. Ini persis dengan isi pidato Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat "jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga".(IAN)