Mom's Meet Up Novo Nordisk Indonesia bersama UNICEF. Foto: Dok. Novo Nordisk Indonesia
Membentuk citra tubuh yang sehat pada anak bukanlah proses yang instan. Menurut praktisi psikolog anak usia dini, Aninda, S.Psi., M.Psi.T, lingkungan keluarga memegang peran besar dalam membentuk bagaimana anak memandang tubuhnya sendiri. Kesadaran orang tua menjadi kunci, terutama ketika anak usia sekolah dasar mulai menunjukkan tanda-tanda berat badan berlebih.
Pada tahap ini, orang tua perlu melihat kondisi secara objektif dan tidak terjebak pada anggapan bahwa "yang penting anak sehat dan banyak makan." Pola pikir itu bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun psikologis anak di kemudian hari, termasuk risiko obesitas.
Karena itu, keluarga perlu menerapkan pola hidup sehat yang dilakukan bersama, bukan hanya membebankan perubahan pada anak. Salah satu langkah penting adalah berolahraga.
"Olahraga penting untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik bagi anak," ujar Aninda dalam acara kumparanMOM Mom's Meet Up Healthy Minds, Healthy Bodies bersama Novo Nordisk dan UNICEF Indonesia, Kamis (27/1).
Tak kalah penting, seluruh proses ini harus dibangun dengan komunikasi positif agar anak dapat menerima arahan tanpa merasa dihakimi.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua dari Sisi Psikologis?
Ilustrasi anak obesitas. Foto: Shutterstock
1. Gunakan Bahasa Positif Saat Mengingatkan Anak
Hindari komentar yang mempermalukan. Gunakan bahasa lembut dan fokus pada kesehatan. Cara penyampaian sangat memengaruhi bagaimana anak menerima nasihat.
2. Jadikan Pembicaraan Sebagai Diskusi
Anak praremaja dan remaja lebih mudah menerima pesan ketika diajak berdiskusi, bukan diceramahi. Tanyakan pendapatnya, dengarkan keluhannya, dan bangun rasa saling percaya.
3. Pilih Waktu yang Tepat untuk Mengobrol
Menurut Aninda, remaja sering enggan berbicara saat harus berhadapan langsung. Jadi, momennya bisa dibuat lebih santai, misalnya saat sama-sama di mobil, agar percakapan terasa natural dan tidak mengintimidasi, Moms.
4. Terapkan Gaya Hidup Sehat Bersama
Perubahan perilaku akan lebih efektif jika dilakukan oleh seluruh keluarga.
"Kalau anak mau sehat, kita juga harus hidup sehat. Karena kita adalah role model bagi anak," tutup Aninda.