Ketua Paguyuban Jip TransBromo, Arlex Mardiyansyah. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Di sela-sela perjalanan kumparan Eco Journey Toyota Veloz Hybrid EV kami bertemu dengan Ketua Paguyuban Jip Trans Bromo, Arlex Mardiyansyah.
Aktivitas wisata menggunakan transportasi Toyota Land Cruiser seri FJ40 alias Toyota Hardtop yang sudah terkenal di kawasan Bromo. Wisata ini tidak hanya bergantung pada kondisi alam dan minat wisatawan, tetapi juga pada sistem pengelolaan di lapangan.
Di tengah padatnya lalu lintas mobil lawas Toyota menuju lautan pasir, paguyuban menjadi garda depan untuk menjaga keteraturan operasional.
"Untuk saya sendiri, kita sebagai Paguyuban Jip Trans Bromo saya sendiri koordinator utamanya, alias ketuanya, yang menaungi kurang lebih 70 jip," buka Arlex Mardiyansyah yang karib disapa Ardi saat ditemui kumparan baru-baru ini.
Toyota Hardtop Lintas Nusa di Bromo. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Melalui Paguyuban Jip Trans Bromo, Ardi mengatur puluhan armada agar tidak saling berebut orderan. Sistem antrean diterapkan untuk memastikan setiap pengemudi mendapatkan giliran yang adil sesuai urutan.
"Sistem paguyuban itu untuk mengatur flow keluar-masuk jip ketika ada orderan. Jadi kita harus antrean, urut, biar tidak satu jip itu mengangkut dua kali," ujarnya.
Dalam kondisi normal, sistem tersebut membatasi pengemudi hanya melakukan satu kali perjalanan dalam sehari. Namun saat musim liburan atau lonjakan wisatawan, paguyuban memberi fleksibilitas agar pengemudi tetap bisa memaksimalkan pendapatan.
"Sehari biasanya satu kali perjalanan, tapi kalau lagi peak season bisa dua kali," jelasnya.
Toyota Hardtop Lintas Nusa di Bromo. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Paguyuban Jip Trans Bromo juga mengemas layanan wisata dalam tiga pilihan paket yang disesuaikan dengan waktu kunjungan wisatawan. Mulai dari sunrise, panorama, hingga sunset, semuanya menyasar destinasi utama di kawasan Bromo.
"Sunrise itu start jam 2 pagi sampai jam 10-an, lalu ada kloter panorama dengan destinasi sama tapi timing beda, dan yang terakhir sunset mulai jam 2 sore sampai maghrib," tukasnya.
Dari sisi tarif, paguyuban menerapkan harga yang seragam untuk seluruh paket perjalanan. Biaya tersebut sudah mencakup operasional jip dan pengemudi, sementara tiket kawasan diurus melalui sistem reservasi online.
"Harga paketnya Rp 700 ribu, sudah termasuk sopir dan BBM. Untuk tiket weekday Rp 59 ribu dan weekend Rp 79 ribu per orang, anak-anak usia 3 tahun ke atas juga sudah kena," tutupnya.