Kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah organik rumah tangga di Pendapa Kabupaten Kudus. Foto: Dok. Djarum Foundation
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) memiliki beragam cara untuk menyosialisasikan pengelolaan sampah organik di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Kali ini, BLDF menggandeng 150 kader Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) untuk mengikuti kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik Rumah Tangga.
Acara yang digelar di Pendapa Kabupaten Kudus pada Rabu (17/12) berlangsung dalam suasana hangat dan gayeng. Tak hanya mengikuti sesi talkshow, ibu-ibu PKK dari Kecamatan Jati, Undaan, Kota Kudus, Jekulo, Bae, Kaliwungu, Dawe, Mejobo, dan Gebog juga diajak mengikuti demo masak yang dimentori influencer Kudus ASIK sekaligus peserta MasterChef Indonesia musim ketujuh, Isman Ridhwansah.
Sesi demo masak tersebut disambut antusias oleh para peserta. Mereka secara berkelompok memodifikasi menu mi terbang dan minuman segar berbahan jeruk yang diajarkan Isman.
Para peserta juga diminta mengelompokkan sisa sampah masakan ke dalam tiga tempat sampah berbeda, yakni sampah organik, anorganik, dan residu.
Director Communication Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara. Foto: Dok. Djarum Foundation
Director Communication Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara, mengatakan kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara BLDF, Pemerintah Kabupaten Kudus, dan TP PKK Kabupaten Kudus.
"Upaya ini untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah sejak dari sumbernya, yaitu rumah tangga, dengan memperkuat peran ibu sebagai penggerak utama," ujar Mutiara.
Ia menjelaskan, kegiatan ini juga menjadi bentuk dukungan BLDF terhadap Program Pokok PKK ke-9 tentang Kelestarian Lingkungan Hidup.
"Pengelolaan sampah tidak hanya persoalan teknis, tetapi juga erat kaitannya dengan perubahan perilaku. Oleh karena itu, rumah tangga menjadi titik awal yang sangat krusial," jelasnya.
Demo masak dalam rangkaian sosialisasi pengelolaan sampah organik rumah tangga di Pendapa Kabupaten Kudus. Foto: Dok. Djarum Foundation
Menurut Mutiara, peran ibu sangat penting dalam mengubah kebiasaan keluarga hingga masyarakat agar lebih mencintai lingkungan.
"Bertepatan dengan momentum Hari Ibu, sosialisasi ini menjadi ruang komunikasi bagi BLDF untuk memperkuat kapasitas ibu dan keluarganya agar mampu mengelola sampah secara lebih terencana dan berkelanjutan, sehingga dampaknya dapat dirasakan langsung oleh lingkungan sekitar," tegasnya.
Isman Ridhwansah saat demo masak dalam rangkaian sosialisasi pengelolaan sampah organik rumah tangga di Pendapa Kabupaten Kudus. Foto: Dok. Djarum Foundation
Hal senada disampaikan Deputy Program Manager BLDF, Redi Joko Prasetyo. Menurutnya, ibu-ibu dapat menjadi agent of change dalam menularkan kebiasaan mengolah dan memilah sampah di tingkat rumah tangga.
"Harapannya bisa menjadi agent of change agar aktif memilah sampah organik. Aktivitas memasak ini kan keseharian ibu, jadi kami hadirkan demo masak agar mereka punya pemahaman tentang sampah organik, anorganik, dan sebagainya," ujarnya.
Isman Ridhwansah saat demo masak dalam rangkaian sosialisasi pengelolaan sampah organik rumah tangga di Pendapa Kabupaten Kudus. Foto: Dok. Djarum Foundation
Program pilah sampah yang digagas BLDF ini telah berjalan sejak 2018. Redi menyebut, pemilahan sampah sangat penting untuk meningkatkan nilai guna dan mutu sampah.
"Program ini sudah berjalan sejak 2018 dan sampah paling banyak memang organik. Kami fokus pada sampah organik domestik. Sampah yang sudah dikumpulkan kemudian diolah menjadi pupuk kompos di tempat kami," imbuhnya.
Ia juga menyampaikan bahwa program pengelolaan sampah tersebut telah mampu mengurangi volume sampah organik di Kabupaten Kudus.
"Per hari kami sudah mengolah 57 ton sampah organik. Ke depan kami siapkan 7.000 tong sampah jika ibu-ibu PKK ini aktif," tegas Redi.
Ketua TP PKK Kabupaten Kudus periode 2025–2030, Endhah Endhayani Sam'ani Intakoris. Foto: Dok. Djarum Foundation
Ketua TP PKK Kabupaten Kudus periode 2025–2030, Endhah Endhayani Sam'ani Intakoris, menyambut baik kegiatan tersebut. Menurutnya, sosialisasi ini penting untuk menguatkan peran para ibu dalam pengelolaan sampah di Kudus.
"Perempuan, khususnya para ibu, memiliki peran sentral dalam mengatur pola konsumsi sekaligus mengelola limbah rumah tangga. Jika setiap keluarga yang didampingi kader PKK mulai memilah dan mengolah sampah organik dari dapur, dampaknya akan sangat signifikan dalam menekan volume sampah yang berakhir di TPA. Ketika ibu bergerak, keluarga ikut berubah, dan ketika ribuan keluarga bergerak bersama, dampak itu akan terasa di tingkat kabupaten," ungkap Endhah.
Demo masak dalam rangkaian sosialisasi pengelolaan sampah organik rumah tangga di Pendapa Kabupaten Kudus. Foto: Dok. Djarum Foundation
Sementara itu, salah satu peserta, Kusmainingsih (50), mengaku senang bisa menjadi bagian dari kegiatan tersebut. Ilmu yang diperolehnya akan langsung diterapkan di rumah tangga.
"Nggih seneng sekali bisa dapat ilmu. Alhamdulillah jadi tahu gimana cara memilah sampah. Nanti langsung tak ajarkan ke tetangga-tetangga," ucap Kusmainingsih.
Ia juga mengaku senang mendapatkan sejumlah doorprize, mulai dari alat penanak nasi, celemek, hingga tong sampah khusus.
"Alhamdulillah dikasih banyak. Sangat bermanfaat barang-barangnya. Terima kasih Djarum Foundation," kata warga Kecamatan Dawe itu.