6 Fakta tentang Grand Duchess Stéphanie, Permaisuri Milenial Kerajaan Luxembourg - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
6 Fakta tentang Grand Duchess Stéphanie, Permaisuri Milenial Kerajaan Luxembourg
Oct 25th 2025, 11:26 by kumparanWOMAN

Grand Duchess Stéphanie. Foto: Nicolas Tucat/AFP
Grand Duchess Stéphanie. Foto: Nicolas Tucat/AFP

Oktober tahun ini menandai awal baru bagi masyarakat Luxembourg. Pada 3 Oktober 2025, Pangeran Guillaume resmi dilantik menjadi Adipati Agung (Grand Duke) menggantikan ayahnya, Grand Duke Henri, yang turun takhta setelah 25 tahun memerintah.

Namun, sorotan publik bukan hanya tertuju pada Grand Duke Guillaume. Istrinya, Grand Duchess Stéphanie, juga menjadi pusat perhatian. Ia merupakan permaisuri pertama dari generasi milenial. Selain parasnya yang anggun, Stéphanie dikenal karena kemampuan dan prestasinya yang luar biasa.

Perempuan berusia 41 tahun ini memiliki riwayat pendidikan yang mengesankan dan kemampuan multibahasa, yang membuatnya semakin dikenal dan dikagumi di kancah internasional.

Sebagai informasi, Luxembourg adalah negara kecil di Eropa Barat, berbatasan dengan Prancis, Jerman, dan Belgia. Sistem pemerintahannya masih menerapkan monarki konstitusional, sehingga peran Adipati Agung dan Grand Duchess sangat penting dalam kehidupan publik dan kenegaraan.

Berikut kumparanWOMAN telah merangkum beberapa fakta menarik tentang Grand Duchess Stéphanie. Mari simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Fakta-Fakta tentang Sosok Grand Duchess Stéphanie

Permaisuri yang akan menemani Grand Duke Guillaume memerintah sejak 2025 ini memiliki nama asli Stéphanie Marie Claudine Christine de Lannoy. Ia lahir pada 18 Februari 1984 di Flanders Timur, Belgia. Berikut fakta selengkapnya tentang dirinya.

1. Berasal dari keluarga bangsawan

Grand Duchess Stéphanie. Foto: Nicolas Tucat/AFP
Grand Duchess Stéphanie. Foto: Nicolas Tucat/AFP

Stéphanie bukanlah dari kalangan orang biasa. Ia memiliki darah biru dari sang ayah, Count Philippe de Lannoy, keturunan keluarga de Lannoy, salah satu keluarga bangsawan tertua dan paling berpengaruh di Belgia yang telah ada sejak abad ke-13.

Keluarganya telah dianugerahi gelar bangsawan kekaisaran pada abad ke-16. Ia tumbuh dan berkembang di Anvaing, Belgia, bersama delapan saudaranya, dan merupakan anak terakhir dalam keluarga.

2. Memiliki kemampuan multibahasa

Stéphanie dikenal karena kemampuannya menguasai banyak bahasa, hasil dari minat besarnya pada linguistik dan gaya hidupnya yang nomaden saat menempuh pendidikan. Pada usia 18 tahun, ia pindah ke Moskow untuk mendalami bahasa dan sastra Rusia, sambil belajar biola.

Saat kuliah, ia memilih jurusan filologi Jermanik di Université Catholique de Louvain, universitas berbahasa Prancis terbesar di Belgia. Kecerdasan dan dedikasinya membuatnya lulus dengan pujian.

Ia kemudian melanjutkan studi magister di Universitas Humboldt Berlin, menulis tesis tentang romantisme Jerman dan Rusia, memadukan keahliannya dalam bahasa dan budaya yang telah dipelajari sebelumnya

Perpindahannya semasa menempuh pendidikan membuat Stéphanie fasih berbahasa Prancis, Luxembourg, Jerman, Inggris, dan Rusia. Ia menjadi sosok permaisuri multibahasa dengan pengalaman internasional yang menarik perhatian banyak orang.

3. Memiliki perjalanan cinta yang panjang sebelum menikah dengan suami

Grand Duchess Stéphanie. Foto: Nicolas Tucat/AFP
Grand Duchess Stéphanie. Foto: Nicolas Tucat/AFP

Stéphanie dan Guillaume menikah pada tahun 2012, namun kisah cinta mereka dimulai jauh sebelumnya. Dikutip dari Yahoo.com, keduanya pertama kali diperkenalkan oleh teman-teman mereka, tetapi hubungan itu tidak langsung berlanjut.

Benih cinta baru tumbuh ketika mereka kembali bertemu di Berlin pada tahun 2009. Karena status Guillaume sebagai pangeran, hubungan mereka harus dijaga rapat dari publik.

Pada April 2012, keduanya resmi mengumumkan pertunangan di Kastil Berg, kediaman resmi Grand Duke Luxembourg. Beberapa bulan kemudian, mereka menikah pada Oktober 2012 di Katedral Notre-Dame, Kota Luxembourg. Perayaan itu disebut sebagai yang paling meriah dalam beberapa dekade terakhir.

4. Melepaskan kewarganegaraan Belgia untuk menikah dengan pewaris takhta Luxembourg

Untuk menikah dengan pangeran pewaris takhta Luxembourg, Stéphanie juga harus menghadapi proses kewarganegaraan yang tidak mudah. "Banyak orang asing harus menunggu lama untuk mendapatkan kewarganegaraan. Prosesnya rumit, dan juga tidak mudah bagi Stéphanie," ujar Pangeran Guillaume dalam wawancara dengan Hello! pada tahun 2012.

Stéphanie harus mengikuti kursus intensif bahasa dan budaya sebelum akhirnya fasih berbahasa Luxembourg dan memahami tradisi kerajaan. Ia pun memutuskan untuk melepaskan kewarganegaraan Belgia, meski sejumlah laporan menyebutkan bahwa ia mungkin masih dapat mempertahankannya melalui kewarganegaraan ganda.

5. Memiliki peran aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan

Sebagai istri dari penerus takhta kerajaan Luxembourg, Stéphanie dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan yang membuatnya semakin dikenal dan dikagumi.

Diantaranya, ia mendukung Blëtz asbl, organisasi yang membantu pemulihan pasien pasca-stroke, serta Scienteens Lab, program yang memberi siswa SMA pengalaman langsung di laboratorium untuk menumbuhkan minat pada sains dan teknologi.

Ia juga peduli pada pertanian berkelanjutan, rutin mengunjungi pertanian organik dan mendorong praktik ramah lingkungan. Di bidang seni, Stéphanie menjabat sebagai Presiden Dewan MUDAM sejak 2016 untuk mendukung seniman lokal. Pada 2022, ia dan keluarga kerajaan turut membuka rumah mereka bagi pengungsi Ukraina, menunjukkan kepeduliannya terhadap isu kemanusiaan global.

6. Memiliki dua pangeran kecil

Grand Duchess Stéphanie bersama Pangeran Guillaume dan dua anaknya . Foto: Nicolas Tucat/AFP
Grand Duchess Stéphanie bersama Pangeran Guillaume dan dua anaknya . Foto: Nicolas Tucat/AFP

Terakhir, fakta tentang dirinya ditutup dengan kisah keluarganya yang hangat. Ia merupakan ibu dari dua pangeran kecil, hasil pernikahannya dengan Pangeran Guillaume, pewaris takhta Luxembourg.

Putra pertama mereka, Pangeran Charles, lahir pada tahun 2020 dan menjadi pewaris takhta termuda di dunia pada masanya. Tiga tahun kemudian, kebahagiaan mereka bertambah dengan kelahiran Pangeran François pada tahun 2023.

Kini, Stéphanie resmi menyandang gelar Grand Duchess of Luxembourg dan akan mendampingi sang suami dalam berbagai kegiatan kerajaan.

Baca juga: Sosok Sanae Takaichi, Perdana Menteri Perempuan Pertama Jepang

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url