Presiden AS Donald Trump berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80 di markas besar PBB di New York, AS, Selasa (23/9/2025). Foto: Jeenah Moon/REUTERS
Sidang Umum PBB kembali digelar di markas besarnya di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9) waktu setempat. Sejumlah kepala negara hadir dalam sidang tersebut, salah satunya Presiden Prabowo Subianto.
Namun, sebelum sidang dimulai sejumlah peristiwa terjadi. Mulai dari berbagai negara yang mengakui negara Palestina hingg kemacetan yang disebabkan iring-iringan Presiden AS Donald Trump.
Berikut rangkuman peristiwa sebelum Sidang Umum PBB:
10 Negara Telah Akui Palestina
Ilustrasi bendera Palestina. Foto: Shutterstock
Di KTT Two State Solution yang digelar di Markas PBB, New York, ada 6 negara yang akhirnya mengakui negara Palestina. Pengakuan ini diumumkan jelang Sidang Umum PBB yang akan digelar pada Selasa (23/9) waktu setempat.
Negara pertama yang mengakui negara Palestina di KTT Two State Solution adalah Prancis. Pengakuan diumumkan langsung oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Lalu Monako, Belgia, Malta, Luxemburg dan Andorra.
Sementara 4 negara lainya telah mengumumkan mengakui negara Palestina sehari ebelum KTT Two State Solution digelar, yakni Australia, Kanada, Portugal, dan Inggris.
Pergerakan Delegasi Iran Dibatasi
Ilustrasi wanita Iran. Foto: AFP/ATTA KENARE
Amerika Serikat (AS) membatasi ketat pergerakan delegasi Iran yang hadir di Sidang Umum PBB di New York. Pergerakan mereka dibatasi dan dilarang mengakses toko grosir dan barang-barang mewah.
Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Tommy Pigott, mengatakan langkah ini bertujuan untuk memaksimalkan tekanan terhadap lembaga ulama Iran. AS menuduh ulama Iran mengizinkan pejabat menikmati belanja mewah di luar negeri, sementara rakyat Iran menghadapi kemiskinan, infrastruktur buruk, hingga kekurangan air dan listrik.
Pigott mengatakan Menlu AS Marco Rubio telah memerintahkan pergerakan delegasi Iran hanya dibatasi antara hotel dan Markas Besar PBB untuk urusan bisnis saja.
Trump Kritik PBB, Keluhkan Eskalator Rusak
Presiden AS Donald Trump berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80 di markas besar PBB di New York, AS, Selasa (23/9/2025). Foto: Mike Segar/REUTERS
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyindir PBB. Hal itu disampaikan Trump saat menyampaikan pidato saat Sidang Majelis Umum PBB, Selasa (23/9).
"PBB punya potensi luar biasa," ucap Trump seperti dikutip dari AFP.
"Saya selalu mengatakannya, PBB punya potensi sangat luar biasa. Namun, potensinya bahkan belum mendekati potensi tersebut," sambung dia.
Trump lalu membanggakan diri bahwa berhasil mendamaikan konflik dunia tanpa bantuan badan internasional.
"Saya mengakhiri tujuh perang, berurusan dengan para pemimpin masing-masing negara tersebut, dan bahkan tidak pernah menerima panggilan telepon dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menawarkan bantuan untuk menyelesaikan penyelesaian masalah tersebut," papar Trump.
Lalu Trump menyindir kualitas bangunan markas PBB. Ia mengeluhkan eskalator di markas PBB di New York yang tak berfungsi.
"Saya hanya dapat 2 hal dari PBB, eskalator yang rusak dan teleprompter yang jelek," kata Trump.
"Saat jalan ke sini, saya terhenti di tengah. Kalau saja ibu negara (Melania Trump) tidak fit, dia bisa jatuh. Untung saja dia fit, kita tetap berdiri," pungkas Trump.
Iring-iringan Trump Bikin New York Macet
Presiden Prancis Emmanuel Macron di markas besar PBB di New York, Senin (22/9) waktu setempat. Foto: Ludovic Marin/AFP
Momen tak biasa terjadi di antara lalu lintas di New York City jelang Sidang Umum PBB ke-80. Presiden Prancis Emmanuel Macron harus tertahan kendaraannya karena iring-iringan Presiden AS Donald Trump hendak lewat.
Dikutip dari Reuters, Selasa (23/9), petugas polisi New York memberhentikan kendaraan yang ditumpangi Macron karena iring-iringan Trump hendak lewat. Namun bukannya marah, Macron malah memilih untuk menelepon Trump dan menceritakan peristiwa yang terjadi padanya saat itu.
"Saya minta maaf, Pak Presiden. Saya sangat minta maaf," kata seorang petugas kepolisian kepada Macron dalam video yang tersebar luas di media sosial.
Macron pun memilih berjalan kaki dan menyeberang jalan bersama anggota delegasinya.
"Hanya saja semua jalan macet sekarang. Ada iring-iringan mobil yang datang," kata petugas kepolisian itu lagi.