Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan alasan di balik pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 yang kini ditetapkan sebesar 2,68 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Purbaya, kenaikan defisit ini terutama dipicu oleh penambahan belanja negara untuk daerah. Ia menekankan, keputusan itu diambil untuk meredam keresahan masyarakat yang muncul akibat tingginya kenaikan pajak daerah, seperti pajak bumi dan bangunan (PBB).
"Kalau daerah terpaksa naikin pajak tinggi-tinggi, itu bisa bikin keresahan. Jadi kita tambahkan dana ke daerah supaya stabilitas sosial dan politik tetap terjaga," kata Purbaya usai rapat bersama Presiden Prabowo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (19/9).
Purbaya menegaskan, tambahan belanja negara bukan sekadar pengeluaran, melainkan bentuk investasi jangka panjang. Dengan kondisi masyarakat yang lebih tenang, pembangunan di daerah diharapkan bisa berjalan lebih baik dan memberi keuntungan lebih besar bagi perekonomian nasional.
"Ngapain hemat uang kalau akhirnya keributan di mana-mana. Ini memang kelihatan rugi, tapi nanti untungnya banyak ketika ekonomi stabil," tegasnya.
Sebelumnya, DPR dan pemerintah menyepakati perubahan postur RAPBN 2026 dengan defisit melebar dari target awal 2,48 persen menjadi 2,68 persen dari PDB. Kenaikan terjadi karena belanja negara naik lebih besar ketimbang pendapatan.