Momen Langka Prosesi Jejak Banon yang Hanya Digelar 8 Tahun Sekali - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Momen Langka Prosesi Jejak Banon yang Hanya Digelar 8 Tahun Sekali
Sep 5th 2025, 10:32 by kumparanNEWS

Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan prosesi Jejak Banon atau menjejakkan tumpukan bata di beteng sisi selatan Masjid Gedhe Mataram, Kauman, Yogyakarta, Kamis (4/9) malam.  Foto: Dok Humas Pemda DIY
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan prosesi Jejak Banon atau menjejakkan tumpukan bata di beteng sisi selatan Masjid Gedhe Mataram, Kauman, Yogyakarta, Kamis (4/9) malam. Foto: Dok Humas Pemda DIY

Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan prosesi Jejak Banon atau menjejakkan tumpukan bata di benteng sisi selatan Masjid Gedhe Mataram, Kauman, Yogyakarta, Kamis (4/9) malam.

Proses ini adalah rangkaian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Yogyakarta atau Hajad Dalem Sekaten Tahun Dal 1959.

Jejak Banon hanya dilakukan 8 tahun sekali saat Tahun Dal.

"Hanya diadakan diselenggarakan pada saat Garebeg Mulud Tahun Dal saja. Sebagai penutup rangkaian Sekaten," kata Koordinator Rangkaian Prosesi Garebeg Mulud Dal 1959 KRT Kusumanegara.

Jejak Banon filosofinya adalah bagaimana budaya Jawa dan Islam mendobrak tatanan lama berkaitan dengan keagamaan.

"Ini membuka cakrawala baru bagi orang Jawa terhadap agama (Islam) yang baru masuk tanah Jawa," katanya.

Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan prosesi Jejak Banon atau menjejakkan tumpukan bata di beteng sisi selatan Masjid Gedhe Mataram, Kauman, Yogyakarta, Kamis (4/9) malam.  Foto: Dok Humas Pemda DIY
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan prosesi Jejak Banon atau menjejakkan tumpukan bata di beteng sisi selatan Masjid Gedhe Mataram, Kauman, Yogyakarta, Kamis (4/9) malam. Foto: Dok Humas Pemda DIY

Usai tembok batu bata roboh, masyarakat serta abdi dalem lantas berebut pecahan batu bata. Baik sebagai kenang-kenangan maupun memaknainya sebagai benda yang bermakna dalam.

"Mau dikasih ke anak (batu batanya). Jadi saya punya 2. Alhamdulillah udah mulai kerja. Ini untuk memotivasi mereka untuk menabung untuk bisa cepat (bangun rumah). Batu ini katanya paling tidak bisa membawa rasa nyaman," kata Atus, salah seorang warga yang ikut berpartisipasi.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url