Kereta Gantung Bersejarah di Portugal yang Anjlok Ternyata Sudah Ada Sejak 1885 - juandry blog

Sep 5th 2025, 12:00 by kumparanTRAVEL

Mengunjungi Ibu Kota Portugal, Lisboa, tak lengkap rasanya jika belum mencoba funicular, moda transportasi kereta gantung klasik yang menjadi atraksi wisata. Ya, setidaknya ada tiga funicular legendaris yang sejak abad ke-19 membantu warga atau wisatawan menaiki tanjakan curam yang jadi khas Lisboa.

Ketiganya adalah Elevador do Lavra, Elevador da Gloria, dan Elevador da Bica. Sayangnya, salah satu dari tiga kereta gantung klasik tersebut baru saja mengalami kecelakaan pada Rabu (3/9) malam waktu setempat.

Seperti diberitakan Al Jazeera, setidaknya 15 orang tewas dan 18 lainnya luka-luka, setelah Funicular Gloria anjlok dan menghantam bangunan di sekitarnya.

Foto-foto menunjukkan gerbong trem terguling miring di jalan sempit yang biasa dilaluinya. Sisi dan atap gerbong sebagian remuk akibat benturan, setelah tampaknya menabrak tikungan jalan dengan kecepatan tinggi.

Media lokal melaporkan bahwa kru darurat merespons dengan cepat, mengerahkan 62 tim penyelamat dan 22 kendaraan pendukung untuk membantu para korban yang terjebak di reruntuhan.

Dilansir Lisbon.net, ketiga funikular tersebut dirancang oleh insinyur Portugal terkenal, Raoul Mesnier de Ponsard, sosok yang juga merancang Elevador de Santa Justa, lift vertikal paling ikonik di pusat kota.

Kereta Gantung yang Beroperasi Sejak 1885

Funicular paling populer di kalangan wisatawan ini sudah beroperasi sejak 24 Oktober 1885. Kereta gantung ini menghubungkan Praça dos Restauradores dengan kawasan Bairro Alto.

Dari puncak jalur ini, wisatawan bisa langsung menuju Miradouro de São Pedro de Alcântara, salah satu titik pandang terbaik dengan panorama kota Lisboa dan Kastil São Jorge.

Perjalanannya memang hanya sepanjang 275 meter, namun popularitasnya tidak pernah surut. Di sepanjang jalur Calçada da Glória, wisatawan juga bisa menikmati galeri seni jalanan yang menambah daya tarik kawasan ini.

Dilansir Lisbon Portugal Tourism Office, funicular ini awalnya dicat cokelat, sebelum akhirnya mendapat warna khas kuning cerah sejak era 1930-an. Warna inilah yang kini identik dengan transportasi klasik Lisboa. Meski sering dipenuhi coretan graffiti, keberadaannya tetap menjadi ikon visual kota dan spot foto favorit wisatawan.

Ikon Wisata yang Tak Lekang oleh Waktu

Selain sebagai transportasi publik, funicular bersejarah ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Lisboa. Banyak turis sengaja memasukkan perjalanan singkat dengan funicular ke dalam itinerary, baik untuk bernostalgia, menghemat tenaga di tanjakan, maupun sekadar berburu foto klasik dengan latar bangunan kuno.

Dengan sejarah lebih dari 130 tahun, menaiki funicular di Lisboa bukan hanya soal perjalanan singkat beberapa menit, tetapi juga pengalaman budaya yang membawa wisatawan menyusuri jejak masa lalu kota tua Portugal.

Tak hanya itu, sebagai kota dengan topografi berbukit, keberadaan funicular bukan hanya nostalgia masa lalu, tetapi juga kebutuhan sehari-hari. Inilah yang membuatnya bertahan lebih dari satu abad, sekaligus menjadi salah satu atraksi wisata paling otentik di Lisboa.

Harga Tiket

Selain menjadi transportasi publik bagi warga, funicular Lisboa juga dirancang ramah wisatawan, menjadikannya pilihan ideal untuk berkeliling kota.

Tiket sekali jalan untuk menaiki salah satu funicular ini dibanderol 3,10 euro, atau sekitar Rp 55 ribu jika dibeli langsung di atas kereta. Namun, wisatawan bisa lebih hemat menggunakan kartu 7 Colinas dengan harga hanya 1,50 euro, atau sekitar Rp 27 ribu.