Shampo SLS vs Non SLS, Mana yang Terbaik versi teman kumparan? - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Shampo SLS vs Non SLS, Mana yang Terbaik versi teman kumparan?
Jul 4th 2025, 16:37 by teman kumparan

Ilustrasi perempuan keramas menggunakan shampoo SLS. Foto: Shutterstock
Ilustrasi perempuan keramas menggunakan shampoo SLS. Foto: Shutterstock

Saat keramas menggunakan shampo, banyak orang yang merasa kurang afdal jika busanya belum memenuhi tangannya. Nah, kamu tahu nggak busa itu tercipta dari apa?

Perlu kamu tahu, busa itu tercipta dari senyawa bernama sodium lauryl sulfate (SLS). Dikutip dari laman Chemical Safety Facts, SLS udah menjadi komponen utama shampo sejak tahun 1930-an. SLS juga sering terdapat produk pembersih lainnya, seperti pasta gigi, detergen, dan sabun mandi.

SLS menjadi bahan andalan shampo karena memiliki kemampuan membersihkan yang memuksu. SLS dapat memerangkap minyak dan kotoran di kulit kepala dengan baik agar lebih mudah luruh saat dibilas.

Meski begitu, SLS juga memiliki kekurangan yang patut diketahui. Mengutip WebMD, SLS terbukti dapat mengiritasi kulit sensitif.

Ilustrasi keramas pakai shampoo. Foto: Shutterstock
Ilustrasi keramas pakai shampoo. Foto: Shutterstock

Kekurangan itu yang menjadi alasan member teman kumparan Vendaa menghindari shampo SLS. "Aku prefer yang non-SLS, sih, karena kulit kepalaku sensitif. Kalau pakai yang ada SLS suka kering dan gatal," ujarnya.

Untungnya, kini sudah banyak pilihan shampo non SLS di pasaran. Jadi, pemilik kulit kepala sensitif seperti Vendaa nggak perlu khawatir lagi terhadap kesehatan rambutnya.

Untuk mengetahui produk shampo non-SLS, Vendaa cerita bahwa ia selalu mengecek komposisi (ingredients) yang tertera pada kemasan sebelum membelinya. Beberapa produsen juga memudahkan konsumen dengan mencantumkan label "SLS free" di bagian depan kemasan.

Berbeda dengan teman kumparan Ferlia yang mengaku tidak sepenuhnya menghindari senyawa SLS. Ia tetap memakai shampo dengan bahan kimia tersebut jika rambutnya sedang sangat berminyak.

"Kalau lagi super oily, aku pakai yang ada SLS biar bersih maksimal. Tapi kalau rambut lagi kering, pilih yang non-SLS," ucap Ferlia.

Ilustrasi keramas. Foto: Shutterstock
Ilustrasi keramas. Foto: Shutterstock

Sementara itu, teman kumparan Aidha berada di posisi yang nggak terlalu peduli dengan komposisi bahan dalam shampo. SLS bukan pertimbangan utamanya dalam memilih shampo. Ia mengutarakan bahwa selama cocok dengan formulanya, maka ia akan terus memakainya.

"Honestly, aku nggak terlalu mikirin SLS atau nggak. Yang penting cocok di rambut, nggak bikin lepek, dan wangi tahan lama," ucap Aidha.

Pada dasarnya, SLS memang bukan bahan kimia yang berbahaya, kok. Senyawa ini aman digunakan dalam shampo dan mampu membersihkan kepalamu dengan baik. Kabar baiknya lagi, rumor tentang SLS bikin rambut rontok itu nggak benar, ya.

Namun, penderita eczema dan dermatitis kontak sebaiknya menghindari shampo berformula SLS. Sebab, busanya justru berisiko tinggi mengiritasi kulit.

Kesimpulannya, apa pun jenis shampo yang dipilih, kamu cukup menyesuaikan pilihan dengan kebutuhan dan kondisi kulit kepalamu, ya!

Temukan beragam cerita istimewa dari ribuan perempuan hebat lainnya, gabung komunitas teman kumparanWOMAN di kum.pr/tkwoman1

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url