RS Pondok Indah hadirkan teknologi terbaru untuk bantu mendeteksi kanker payudara sejak dini. Foto: Juice Verve/Shutterstock
Kanker payudara menjadi penyakit yang telah diderita oleh 2,3 juta perempuan di dunia pada tahun 2022 berdasarkan data dari World Health Organization (WHO). Bahkan sudah ada 670.000 kematian di dunia karena menderita jenis kanker satu ini.
Sebesar 99 persen kanker payudara diderita oleh perempuan, dan hanya 0,5 hingga 1 persen yang terjadi pada laki-laki. Awalnya, penderita tidak merasakan gejala apapun, tapi hal inilah yang menjadi masalah besar karena terlambatnya deteksi kanker.
Melihat urgensi tersebut, RS Pondok Indah Group menghadirkan teknologi terbaru dalam deteksi kanker payudara melalui kerja sama strategis dengan Siemens Healthineers Indonesia. Teknologi tersebut adalah Mammomat Revelation dengan Tomosintesis 3D, yang kini tersedia di RS Pondok Indah – Puri Indah.
CEO RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, menegaskan pentingnya deteksi dini, terutama pada penyakit kanker. "Apabila kanker terlambat dideteksi, biaya pengobatannya akan jauh lebih mahal, dan hasilnya pun tidak optimal jika tidak ditangani sejak awal," ujarnya dalam konferensi pers kerja sama antara RS Pondok Indah Group dan Siemens Healthineers Indonesia, yang digelar di RS Pondok Indah pada Rabu (16/7).
Teknologi Tomosintesis 3D untuk Deteksi Kanker Payudara Sedini Mungkin
Alat yang dihadirkan dirancang dengan radiasi yang lebih rendah dan memperhatikan kenyamanan pasien. Foto: YAKOBCHUK VIACHESLAV/Shutterstock
Selama ini, alat deteksi kanker payudara konvensional seringkali memerlukan waktu lebih lama dan menghasilkan gambar yang kurang jelas. Untuk menjawab tantangan tersebut, hadir teknologi Mammomat Revelation dari Siemens Healthineers yang menggunakan metode Tomosintesis Payudara dengan sudut pengambilan gambar lebih luas.
Teknologi ini dirancang untuk memberikan kualitas gambar yang sangat baik dengan dosis radiasi serendah mungkin, mengikuti prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) guna menjamin keamanan pasien.
Selain itu, sistem X-ray Multix Impact C turut meningkatkan kualitas radiografi rutin melalui pemosisian yang lebih akurat, mempercepat proses pemeriksaan, serta meminimalkan paparan radiasi berkat protokol pencitraan yang telah dioptimalkan. Hasilnya, pasien mendapatkan pengalaman pemeriksaan yang lebih aman tanpa mengurangi akurasi diagnostik.
Berikut beberapa teknologi unggulan yang dihadirkan untuk mendukung akurasi dan kenyamanan pemeriksaan kanker payudara:
50° Wide-Angle Tomosynthesis
Menawarkan resolusi kedalaman tertinggi di pasaran, teknologi ini membantu dokter melihat lebih banyak detail dan mendeteksi kelainan secara lebih akurat.
PRIME Technology
Memberikan dosis radiasi yang tepat bukan sekadar rendah, tetapi juga menjaga kualitas gambar tetap tinggi demi hasil diagnostik yang optimal.
OpComp dan SoftSpeed
Kedua fitur ini meningkatkan kenyamanan serta kecepatan pemeriksaan, sambil tetap memberikan kepastian diagnostik tanpa menambah beban pada pasien.
Deteksi Mandiri, Langkah Awal yang Penting
Sebelum melakukan deteksi kanker payudara dengan teknologi di RSPI, kamu perlu memeriksanya secara pribadi terlebih dahulu. Foto: AYO Production/Shutterstock
Selain pemeriksaan di rumah sakit, dr. Yanwar juga mendorong masyarakat, terutama perempuan, untuk melakukan deteksi mandiri dengan teknik SADARI (Periksa Payudara Sendiri) secara rutin. Jika ditemukan benjolan atau perubahan lain, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
"Seseorang seringkali bukan tidak mau periksa kanker, tapi takut ketahuan kalau punya kanker. Padahal, lebih baik diketahui sejak awal, karena peluang sembuh akan jauh lebih besar," tambahnya.
Layanan mamografi 3D ini juga terbuka bagi pasien yang menggunakan asuransi tertentu, sebagai bagian dari komitmen RS Pondok Indah Group untuk menghadirkan layanan berstandar internasional yang inklusif dan dapat diakses lebih banyak lapisan masyarakat.
Dengan kehadiran teknologi ini, RS Pondok Indah berharap bisa mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan memperbesar peluang kesembuhan pasien kanker payudara di Indonesia.