Korban selamat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya melambaikan tangan saat tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
Bejo Santoso, penumpang Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya, menceritakan momen ia berhasil menyelamatkan diri saat kapal tersebut mengalami kecelakaan maut.
"Sekitar tiga menit setelah oleng, kapal sudah terbalik. Saya masih sempat meloncat," kata Bejo saat ditemui wartawan di ruang VIP Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, yang dijadikan pos terpadu untuk musibah ini, dilansir Antara, Kamis (3/7).
Bejo, sepanjang yang ia ingat, melompat menyelamatkan diri bersama puluhan penumpang lainnya, yang belakangan diketahui banyak yang selamat.
Jangkau Jaket Pelampung
Korban selamat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya dipeluk keluarganya usai diserahkan oleh Tim SAR gabungan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
Dia juga mengatakan dirinya bisa segera menjangkau jaket pelampung dan lompat ke laut saat kapal miring dengan ekstrem karena berada di sisi luar samping kapal.
"Kalau penumpang yang berada di dalam ruangan, saya pesimistis mereka bisa keluar, karena kapal itu terbalik dalam hitungan menit," kata penumpang asal Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, ini.
KMP Tunu Pratama Jaya rute Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7) pukul 23.35 WIB atau Kamis (3/7) pukul 00.35 WITA.
Kapal milik PT Pasca Dana Sundari yang membawa 53 penumpang dan 12 kru ini diduga tenggelam akibat kebocoran di ruang mesin, lalu berujung terbalik.
Hingga kini, 31 orang selamat, 5 orang tewas, 29 orang masih hilang.
Bejo terombang-ambing di laut hingga pukul 06.00 WITA tatkala ia diselamatkan oleh perahu nelayan.