Alasan Tahun Ajaran Baru Mulai di Bulan Juli, Bukan di Januari - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Alasan Tahun Ajaran Baru Mulai di Bulan Juli, Bukan di Januari
Jul 13th 2025, 14:29 by kumparanMOM

Ilustrasi anak berangkat sekolah. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi anak berangkat sekolah. Foto: Shutter Stock

Tahun ajaran baru 2025/2026 akan segera dimulai. Tapi, pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa tahun ajaran baru anak sekolah dimulai pada bulan Juli? Kenapa tidak bulan Januari berbarengan dengan awal tahun baru?

Moms, sebenarnya pendidikan di Indonesia pada awalnya menetapkan bulan Januari sebagai awal tahun ajaran baru dan bulan Desember sebagai akhir tahun ajaran. Namun, sejak tahun 1979, kebijakan tersebut berubah dengan merombak waktu tahun ajaran baru menjadi bulan Juli. Hal tersebut ditandai dengan UU No. 0211/U/1978 yang mengatur tentang pengunduran tahun ajaran baru, yaitu memulainya di bulan Juli dan mengakhirinya di bulan Juni.

Perubahan tersebut terjadi saat Daoed Joesoef menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ia menjabat di zaman orde baru sejak tahun 1978 hingga 1983. Sebuah pemikiran baru tentu bisa memunculkan beragam reaksi. Begitu pula dengan kebijakan Pak Menteri yang mengubah waktu tahun ajaran baru saat itu.

Ilustrasi anak laki-laki dan perempuan sekolah. Foto: Shutterstock
Ilustrasi anak laki-laki dan perempuan sekolah. Foto: Shutterstock

Salah satu yang menentang kebijakan Daoed Joesoef kala itu adalah Prof. Soenarjo yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri saat itu. Menurut Soenarjo, tak selayaknya peserta didik dijadikan kelinci percobaan akibat berubahnya sistem pendidikan.

Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta kala itu, juga memberi kritik senada. Ia menyatakan bahwa menteri tak bisa seenaknya mengubah sistem pendidikan .

Menghadapi berbagai pertentangan itu, Daoed Joesoef tetap berkukuh menyuarakan pendapatnya dan alasan di balik pengambilan kebijakan itu. Bahkan, untuk merealisasikan pengunduran waktu tahun ajaran baru, ia mengeluarkan kebijakan untuk mengundur kelulusan peserta didik dan mengisi waktu tunggu dengan mengajarkan materi tambahan.

Ilustrasi anak berangkat sekolah. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi anak berangkat sekolah. Foto: Shutter Stock

Terbayang kan, kalau anak Anda seharusnya sudah lulus di bulan Desember tapi tiba-tiba harus menunggu atau mengundur kelulusannya selama enam bulan ke depan? Bagaimana juga dengan biaya sekolahnya? Daoed Joesoef juga membuat keputusan, bahwa wali murid hanya perlu membayar 50 persen biaya SPP selama jeda waktu pengunduran tahun ajaran baru.

Tapi sebenarnya apa alasan di balik pengambilan kebijakan tersebut? Berikut kumparanMOM merangkum ulasannya:

Alasan di Balik Kebijakan Tahun Ajaran Baru di Bulan Juli

1. Tahun ajaran baru yang jatuh pada bulan Januari menyulitkan proses perencanaan pendidikan

Ilustrasi upacara bendera 17 Agustus-an. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ilustrasi upacara bendera 17 Agustus-an. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Melihat dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, ternyata tahun ajaran baru yang dimulai pada bulan Januari kontras dengan akhir tutup buku anggaran. Oleh karena itu, kebijakan ini dibuat untuk menyesuaikan dana anggaran awal tahun.

2. Mempertimbangkan penetapan ajaran baru di luar negeri

Mendaftarkan anak ke sekolah dasar berbahasa asing, ya atau tidak? Foto: Shutterstock
Mendaftarkan anak ke sekolah dasar berbahasa asing, ya atau tidak? Foto: Shutterstock

Daoed Joesoef kala itu mempertimbangkan masa depan anak-anak Indonesia yang ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri. Pasalnya, tahun ajaran baru di luar negeri rata-rata dimulai pada bulan Juni. Sehingga, kebijakan tahun ajaran baru ini diharapkan bisa memudahkan peserta didik Indonesia yang ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri.

3. Libur panjang bulan Desember bertepatan dengan musim hujan

Ilustrasi Anak Bermain Hujan. Foto: TORWAISTUDIO/Shutterstock
Ilustrasi Anak Bermain Hujan. Foto: TORWAISTUDIO/Shutterstock

Selain dua hal di atas, salah satu yang jadi pertimbangan pak menteri adalah kondisi cuaca di Indonesia. Bulan Desember yang merupakan waktu libur panjang anak-anak bertepatan dengan musim hujan. Agar anak-anak bisa menikmati waktu liburnya, Daoed Joesoef pun berinisiatif mengubah waktu tahun ajaran baru menjadi bulan Juli.

Nah, bagaimana menurut Anda, Moms? Kira-kira tahun ajaran baru lebih enak dimulai pada bulan Januari atau Juli, ya?

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url