Ilustrasi siapa yang memimpin perlawanan terhadap belanda di jawa? - Sumber: unsplash.com
Siapa yang memimpin perlawanan terhadap Belanda di Jawa? Pulau Jawa, sebagai pusat pemerintahan kolonial, menjadi saksi berbagai perlawanan heroik dari para tokoh lokal yang tidak gentar melawan kekuasaan Belanda demi mempertahankan tanah air.
Ada banyak pahlawan muncul dari perang tersebut. Para pemimpin yang berperan besar dalam membangkitkan semangat rakyat dan menanamkan nilai-nilai perjuangan yang masih relevan hingga kini.
Siapa yang Memimpin Perlawanan terhadap Belanda di Jawa? Jawaban dan Penjelasan
Ilustrasi siapa yang memimpin perlawanan terhadap belanda di jawa? - Sumber: pexels.com/@asim-razan/
Nama Pangeran Diponegoro tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Jika menemukan pertanyaan "Siapa yang memimpin perlawanan terhadap Belanda di Jawa?", jawabannya adalah Pangeran Diponegoro.
Ia adalah salah satu tokoh paling berani dan disegani dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kepemimpinannya dalam Perang Jawa (1825–1830) menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap kesewenang-wenangan kolonial.
Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785 dengan nama Bendara Raden Mas Mustahar, dan kemudian dikenal sebagai Bendara Raden Mas Antawirya. Ia adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwono III, raja Kesultanan Yogyakarta.
Namun, meskipun berdarah bangsawan, Pangeran Diponegoro lebih memilih hidup sederhana dan dekat dengan rakyat. Ia bahkan tinggal bersama masyarakat di Tegalrejo dibanding tinggal di keraton.
Ia dikenal religius, cerdas, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Pemikirannya dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam dan kebudayaan Jawa. Rasa keadilannya sangat kuat, dan ia tidak menyukai campur tangan Belanda dalam urusan keraton maupun kehidupan rakyat.
Perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro tidak muncul begitu saja. Ada beberapa faktor penting yang menjadi pemicunya. Salah satunya adalah karena Belanda sering ikut campur dalam urusan politik istana, termasuk soal pengangkatan raja.
Lalu muncullah Perang Jawa. Berdasarkan buku Sejarah Ringkas Perang Jawa: Kisah Kepahlawanan Pangeran Diponegoro, Adora Kirana, (2025), perang ini dikenal sebagai perang terbesar dan paling melelahkan yang pernah dihadapi Belanda di Indonesia.
Dimulai pada 20 Juli 1825, perang ini berlangsung selama lima tahun dan menewaskan lebih dari 200.000 orang, baik dari pihak Indonesia maupun Belanda.
Pangeran Diponegoro tidak hanya berperan sebagai pemimpin spiritual, tapi juga sebagai panglima perang yang ahli dalam strategi gerilya. Ia memanfaatkan kondisi geografis pegunungan, hutan, dan pedesaan di Jawa untuk menyulitkan pasukan Belanda.
Rakyat dari berbagai kalangan, petani, santri, bangsawan lokal, ikut mendukung perjuangannya. Perang ini juga sarat dengan semangat jihad melawan penjajahan.
Sayangnya, pada tahun 1830, perjuangan Pangeran Diponegoro harus terhenti. Ia ditangkap secara licik oleh Belanda dalam perundingan damai di Magelang. Dalam pertemuan tersebut, Diponegoro datang dengan itikad baik, namun Belanda justru menjebaknya.
Jadi, siapa yang memimpin perlawanan terhadap Belanda di Jawa, jawabannya adalah Pangeran Diponegoro. Meskipun perjuangannya berakhir di pengasingan, semangat dan keteladanan Pangeran Diponegoro tetap hidup hingga kini. (DNR)