Kuliah Tamu Internasional di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila. | Foto: dok. Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila
Lampung Geh, Bandar Lampung - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung melalui Jurusan Ilmu Komunikasi sukses mengadakan agenda ilmiah bertaraf internasional dalam bentuk International Guest Lecture di Gedung C FISIP Unila, pada Jumat (13/6).
Kegiatan ini menghadirkan akademisi terkemuka dari Centre for Policy Research & International Studies, Universiti Sains Malaysia (USM), Prof Mohammad Reevany Bustomi.
Kuliah Tamu Internasional di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila. | Foto: dok. Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila
Kuliah umum internasional yang bertemakan "Global Communication and Social Transformation: A Sociological Perspective on Media, Culture, and Society" dihadiri oleh Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Dr Tina Kartika, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Unila, Agung Wibawa, M.Si, sejumlah dosen, serta mahasiswa Sarjana dan Magister Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi FISIP Unila.
Dalam paparannya, Prof. Reevany mengajak para peserta untuk mengeksplorasi bagaimana media dan budaya memengaruhi dinamika sosial masyarakat di tingkat global.
Kuliah Tamu Internasional di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila. | Foto: dok. Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila
Prof Reevany menjelaskan, Revolusi Industri Pertama (1784), era mekanisasi ini salah satunya ditandai munculnya mesin uap dan kereta api. Revolusi Industri Kedua (1870), era elektrifikasi ditandai masuknya listrik dan jalur perakitan mempercepat produksi. Revolusi Industri Ketiga (1969), era digitalisasi ditandai dengan berkembangnya IT di dunia.
Revolusi Industri Keempat (4IR) atau Revolusi 4.0, salah satunya peningkatan dalam pemanfaatan AI, IoT, pada era ini efisiensi meningkat, namun kehilangan pekerjaan menjadi tantangan.
"Pada era ini ditemukan permasalahan, yakni AI tidak ada panduan etik, seharusnya pencipta AI juga menambahkan etika di dalamnya," ujar Prof Reevany.
Kemudian, Revolusi Industri Kelima (5IR) atau Revolusi 5.0, di mana era kemanusiaan dan teknologi berkolaborasi untuk kepentingan peradaban. Menurut Prof Reevany, Meski Revolusi 4.0 belum merata di berbagai wilayah baik Indonesia, maupun negara asalnya Malaysia, Revolusi 5.0 sudah mulai difokuskan di peradaban saat ini.
"Kolaborasi manusia dan mesin menjadi inti Revolusi 5.0," jelasnya.
Perbedaan dengan Revolusi 4.0, pada era ini menekankan pentingnya teknologi yang etis dan berdampak positif bagi masyarakat global.
Sementara itu, Kepala Jurusan Ilmu Komunikasi, Agung Wibawa, M.Si mengungkapkan, kuliah umum ini tidak hanya bertujuan untuk memperluas wawasan akademik, tetapi juga mendorong kolaborasi lintas budaya dan lintas negara.
"Kolaborasi lintas negara ini, salah satu penunjang untuk mahasiswa S1 maupun S2 menggali lagi tentang ilmu komunikasi, termasuk terkait transformasi sosial dan komunikasi global," katanya.
Terpisah, Kepala Prodi Magister Ilmu Komunikasi (Mikom), Dr Tina Kartika, M.Si juga menyampaikan, komitmen Universitas Lampung (Unila) terkhusus untuk program Pascasarjana di Ilmu Komunikasi akan terus berlanjut untuk memperkaya wawasan para mahasiswa.
"Kuliah umum hari ini Mikom berpartisipasi, besok (14 Juni 2025) pun kami akan ada kuliah umum lagi, khusus untuk mahasiswa khusus program studi Magister Ilmu Komunikasi angkatan 2023 dan 2024," katanya.
Kuliah umum tersebut membahas dua tema, yakni tema "The Power of Communication" oleh Prof. Dr. Anter Venus, M.A. Comm dan Tema "Judi Online dalam Lingkaran Kehidupan Masyarakat Digital" oleh Prof. Dr. Suraya, M.Si. (Ansa)
