Apr 20th 2025, 19:23, by Judith Aura, kumparanWOMAN
Museum R.A Kartini Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Pada 21 April setiap tahunnya, hari ulang tahun Raden Ajeng Kartini diperingati sebagai Hari Nasional. Lebih dari satu abad sejak kepergiannya, Kartini tetap dikenang dan dirayakan sebagai tokoh dengan semangat juang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Raden Ajeng Kartini merupakan anak dari pasangan bangsawan Raden Mas Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah. Ia lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada 21 April 1879. Meskipun tumbuh di keluarga bangsawan, Kartini tetaplah perempuan. Sama seperti perempuan pada masanya, ia menghadapi banyak kesulitan dalam menjalani hidup sebagai manusia bebas akibat kungkungan tradisi dan adat Jawa yang kental.
Lahir di Tanah Jawa di penghujung abad ke 19, pemikiran Kartini yang sungguh progresif diabadikan ke dalam buku bertajuk Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku tersebut adalah kumpulan korespondensi Kartini dengan para sahabat pena asal Eropa. Antara melansir, Kartini aktif menulis surat sejak 1899 hingga kematiannya pada 1904.
Ilustrasi R.A. Kartini. Foto: Shutter Stock
Dalam surat-surat yang ditulis dengan apik, Kartini mengungkapkan rentetan pemikiran dan ide soal memajukan kaum perempuan di tengah lingkungan yang patriarkis. Tentu, Kartini juga mengeluhkan betapa sulitnya perempuan di masa itu untuk menimba ilmu, termasuk belajar bahasa asing.
100 tahun lebih sejak pena Kartini menggores kertas, pemikiran sang emansipator masih tetap relevan hingga saat ini. Untaian kalimat Kartini memantik imajinasi, memicu diskusi, dan membakar semangat baru bagi para perempuan: "Sampai kapanpun, kemajuan perempuan itu ternyata menjadi faktor penting dalam peradaban bangsa."
7 kutipan inspiratif RA Kartini
Berikut tujuh kutipan RA Kartini dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang telah kumparanWOMAN rangkum, yang nyatanya tetap relevan dengan semangat perempuan modern masa kini.
"Saya ingin sekali berkenalan dengan seorang 'gadis modern', yang berani, yang dapat berdiri sendiri, yang menempuh jalan hidupnya dengan langkah cepat, tegap, riang dan gembira, penuh semangat, dan keasyikan. Gadis yang selalu bekerja tidak hanya untuk kepentingan kebahagiaan dirinya sendiri, tetapi berjuang untuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan sesama. Hati saya menyala-nyala karena semangat yang menggelora akan zaman baru."
"Bukanlah laki-laki yang hendak kami lawan, melainkan pendapat kolot dan adat usang."
"Hujan, hujanlah yang perlu bagi jiwa. Supaya tumbuh dan berkembang. Sekarang kami tahu. Air mata kami yang sekarang menitik ini semata-mata supaya bibit itu bertunas, agar di kemudian hari berbuah menjadi kegembiraan hidup yang baru dan murni."
R.A. Kartini Foto: Wikimedia Commons
4. "Pada masa saya masih kanak-kanak, ketika kata "emansifatie" belum ada bunyinya, belum ada artinya bagi telinga saya, serta karangan dan kitab tentang pasal itu masih jauh dari jangkauan saya, telah hidup dalam hati saya suatu keinginan, yang makin lama makin besar; keinginan akan bebas, merdeka, berdiri sendiri."
5. "Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam."
6. "Dan apabila perjuangan orang laki-laki itu sudah sengit, maka akan bangkit pihak perempuan. Berbahagialah kami, beruntung hidup di masa ini! Masa perubahan, masa kuno beralih menjadi masa baru!"
7. "Bila dengan sebenarnya hendak memajukan peradaban, maka haruslah kecerdasan pikiran dan kecerdasan budi sama-sama dimajukan."