Cucurak hingga Nyorog, Ini 5 Tradisi Unik Menyambut Ramadan di Indonesia - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Cucurak hingga Nyorog, Ini 5 Tradisi Unik Menyambut Ramadan di Indonesia
Feb 27th 2025, 11:21, by Gitario Vista Inasis, kumparanTRAVEL

Ilustrasi puasa. Foto: Shutterstock.
Ilustrasi puasa. Foto: Shutterstock.

Tak terasa Ramadan sebentar lagi akan tiba dalam hitungan hari. Bulan yang penuh keberkahan ini selalu dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Bahkan, setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi menyambut Ramadan yang berbeda-beda. Selain ajang silaturahmi ataupun mendoakan dan memaafkan satu sama lain, tradisi ini juga memiliki makna mendalam yang bertujuan untuk menyucikan diri.

Mulai dari tradisi makan bersama hingga tradisi mandi di mata air, berikut kumparan rangkum tradisi unik menyambut Ramadan di Indonesia, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

1. Nyorog, Jakarta

Ilustrasi hantaran Betawi. Foto: Shutterstock
Ilustrasi hantaran Betawi. Foto: Shutterstock

Suku Betawi memiliki tradisi yang masih dilestarikan sampai sekarang. Salah satunya adalah tradisi Nyorog atau kegiatan memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua. Baik itu orang tua atau mertua yang sudah berbeda rumah, maupun ke tokoh daerah setempat.

Nyorog tidak serta-merta sebagai kegiatan berkirim makanan saja. Justru, tradisi menyambut Ramadan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, sekaligus menjalin silaturahmi, guna mempererat tali persaudaraan antar sesama.

2. Cucurak, Jawa Barat

Tradisi Cucurak.Cucurak tradisi jelang Ramadan di Jawa Barat. Foto: Shutterstock
Tradisi Cucurak.Cucurak tradisi jelang Ramadan di Jawa Barat. Foto: Shutterstock

Tradisi Cucurak dalam bahasa Sunda diartikan sebagai bersenang-senang, dan berkumpul bersama keluarga besar untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Selain berkumpul, tradisi Cucurak biasanya diisi dengan makan bersama beralas daun pisang sambil duduk lesehan. Menu yang disajikan, mulai dari nasi liwet, tempe, ikan asin, serta sambal dan lalapan.

Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, tradisi Cucurak tidak hanya sebagai kegiatan kumpul-kumpul dan makan bersama sajasaja, tapi juga menjadi momen silaturahmi dan ajakan untuk saling bersyukur atas segala rezeki yang diberikan oleh Allah.

3. Padusan, Yogyakarta

Sejumlah pengunjung berebut gunungan apem saat prosesi Tradisi Padusan Merti Rogo di Obyek Mata Air Cokro, Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (10/3/2024). Foto: Aloyisus Jarot Nugroho/Antara Foto
Sejumlah pengunjung berebut gunungan apem saat prosesi Tradisi Padusan Merti Rogo di Obyek Mata Air Cokro, Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (10/3/2024). Foto: Aloyisus Jarot Nugroho/Antara Foto

Padusan, atau dalam bahasa Jawa diartikan dengan padus (mandi) dilakukan sebagai bentuk penyucian diri, sekaligus membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.

Jika ditelaah lebih dalam, Padusan juga bisa diartikan sebagai momen untuk merenung dan intropeksi diri atas kesalahan yang pernah diperbuat. Sehingga, umat Islam bisa menjalankan ibadah dalam kondisi suci lahir dan batin.

4. Marpangir, Sumatera Utara

Ilustrasi mandi di Sungai. Foto: Shutterstock
Ilustrasi mandi di Sungai. Foto: Shutterstock

Marpangir merupakan salah satu tradisi menyambut Ramadan yang dilakukan beberapa daerah di Sumatera.

Tradisi ini dilakukan dengan cara mandi secara tradisional menggunakan dedaunan atau rempah, seperti daun pandan, daun serai, bunga mawar, kenanga, jeruk purut, daun limau, akar wangi, dan bunga pinang sebagai wewangian.

Sama seperti Padusan, tradisi Marpangir dilakukan masyarakat Sumatra Utara sebagai bentuk membersihkan diri sebelum masuk bulan Ramadan.

5. Megibung, Bali

Ilustrasi megibung, tradisi kuliner makan bersama khas masyarakat Bali. Foto: Yus Warmadewa/Shutterstock
Ilustrasi megibung, tradisi kuliner makan bersama khas masyarakat Bali. Foto: Yus Warmadewa/Shutterstock

Terakhir, umat Muslim di Kabupaten Karangasem, Bali, juga memiliki tradisi menyambut Ramadan yang dikenal dengan Megibung. Tradisi ini dilakukan dengan cara memasak dan makan bersama sambil duduk melingkar.

Uniknya, tradisi Megibung memiliki tata penataan makanan yang unik. Nasi akan diletakkan di wadah yang disebut dengan gibungan.

Sedangkan, lauknya disajikan di sebuah alas karangan. Menurut kepercayaan, tradisi Megibung merupakan bentuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url