Dec 17th 2024, 03:43, by Andreas Ricky Febrian, kumparanNEWS
Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, menyebut kemenangan kelompok oposisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) adalah sebuah langkah Turki yang 'Tak Bersahabat' dengan Suriah.
"Turki sangat pintar, Turki berhasil mengambil alih pemerintahan Assad dengan cara yang tak bersahabat. Meski begitu, mereka melakukannya dengan tidak kehilangan banyak nyawa. Saya setuju, bahwa Assad adalah seorang pembantai, dan apa yang telah ia lakukan selama ini," katanya, kepada media di kediamannya, Florida, dikutip dari AFP, Senin (16/12).
Assad sendiri kabur ke Rusia setelah serangan kilat HTS, yang merebut kota demi kota di Suriah. Kejatuhannya yang cepat mengejutkan dunia internasional. Ini adalah pencapaian penting kelompok oposisi Assad setelah perang sipil paling berdarah itu pecah pada 2011 silam.
HTS sendiri merupakan cabang dari Al-Qaeda yang berbasis di Suriah. Kelompok ini juga dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara barat. Tapi, mereka selalu menyampaikan bahwa akan melindungi kelompok religius dan minoritas.
Sementara itu, semenjak konflik anti Assad meletus pada 2011, Turki dipandang sebagai salah satu pendukung kelompok oposisi Assad.
Turki juga menerima para pemimpin oposisi, jutaan pengungsi akibat perang sipil, dan juga membantu para pemberontak yang ada di angkatan bersenjata.
HTS sendiri mulai melakukan perlawanan terhadap rezim Assad di sebelah utara, yakni di kawasan Suriah yang berbatasan dengan Turki. Dari lokasi ini pula, para HTS melancarkan serangan kilat yang menjatuhkan Assad dari kekuasaanya.
Turki juga melakukan serangan militer di Suriah, mereka juga mengakui akan memberikan bantuan militer ke para pemimpin Islam yang mengambil alih pemerintahan.
Sementara Presiden Recep Tayyip Erdogan sendiri punya prioritas utama di Suriah: menyingkirkan para pejuang separatis Kurdi--langkah yang didukung pemerintahan baru Suriah.
"Turki adalah salah satu kekuatan besar, dan Erdogan adalah orang yang begitu baik dengan saya," ucap Trump.
"Ia telah membangun kekuatan militer yang kuat, dan nampaknya (militer) Turki tidak kehabisan tenaga dalam perang ini. Ia telah membuat sebuah kekuatan militer yang begitu kuat," pungkas Trump.