Nov 3rd 2024, 17:18, by Berita Terkini, Berita Terkini
Indonesia adalah negara majemuk yang kaya akan keberagaman. Salah satunya adalah tari tradisional, yang mana setiap daerah memiliki ciri khas yang unik dan berbeda-beda. seperti tari tradisional Sumatera Selatan ini.
Dikutip dari buku Nilai-Nilai Islam dalam Masyarakat Melayu Sumatera Selatan karya Dr. Eti Yusnita, M.H.I. (2023: 13), Sumatera Selatan tersebar di Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur.
Tari Tradisional Sumatera Selatan
Indonesia memang terkenal akan budayanya yang beragam. Keberagaman ini menghasilkan kesenian yang berbeda-beda di setiap daerah. Seni tari menjadi salah satu keberagaman yang ada di Indonesia.
Seperti tari tradisional Sumatera Selatan. Di Sumatera Selatan terdapat banyak tari tradisional yang bisa dipelajari dan harus dilestarikan. Berikut adalah tari tradisional Sumatera Selatan yang indah dan unik.
1. Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya dari Sumatra Selatan merupakan tarian tradisional yang populer dan sering digunakan untuk menyambut tamu penting. Dalam tarian ini, para penari mempersembahkan tepak, yaitu kotak berisi kapur sirih, kepada tamu yang dihormati.
Awalnya, Tari Gending Sriwijaya dibawakan oleh sembilan penari, namun kini hanya melibatkan empat hingga lima penari.
Tarian ini diciptakan pada tahun 1943 hingga 1944 atas permintaan pemerintah masa pendudukan Jepang untuk menyambut tamu yang berkunjung ke Sumatra Selatan.
2. Tari Erai-Erai
Tari Erai-Erai adalah tarian tradisional dari Sumatra Selatan yang berkembang di kalangan etnik Lematang.
Tarian ini menggambarkan sukacita masyarakat saat musim panen padi. Kata "Erai-Erai" berarti "serai serumpun," yang melambangkan persatuan meski berada dalam keberagaman.
Tari Erai-Erai mulai populer sejak tahun 1950-an dan diiringi oleh musik akustik yang indah, menambah kesan harmonis dalam pementasannya.
3. Tari Tanggai
Tari Tanggai adalah salah satu seni tari dari Sumatra Selatan yang memiliki fungsi ritual dalam kepercayaan masyarakat. Tarian ini telah ada sejak abad ke-5 Masehi dan awalnya dipersembahkan sebagai penghormatan kepada Dewa Siwa.
Fungsi utama Tari Tanggai adalah untuk menyampaikan sesaji berupa buah-buahan dan bunga, sehingga tarian ini dianggap sakral oleh masyarakat Palembang.
Nama Tari Tanggai diambil dari atribut khusus yang dikenakan para penari, yaitu kuku palsu atau "tanggai" di delapan jari mereka (selain ibu jari), yang menjadi ciri khas tarian ini.
4. Tari Begambo
Tari Begambo adalah kesenian khas dari daerah Toman, Sumatra Selatan, yang menggambarkan kehidupan masyarakat setempat. Tarian ini menceritakan kebiasaan masyarakat Toman saat hendak menanam gambo, atau yang lebih dikenal sebagai daun gambir.
5. Tari Kebagh
Tari Kebagh adalah tarian tradisional dari Sumatra Selatan yang dulunya sangat populer di daerah Besemah. Namun, pada tahun 1940-an, tarian ini sempat dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda untuk dipentaskan.
6. Tari Setudung Sedulang
Tari Setudung Sedulang adalah tarian tradisional dari Sumatra Selatan yang melambangkan kebersamaan dan rasa saling menghormati.
Tarian ini biasa ditampilkan dalam acara-acara adat atau penyambutan tamu penting sebagai wujud penghormatan dan keramahan.
7. Tari Sambut Silampari
Tari Sambut Silampari adalah tarian tradisional yang berkembang di Sumatra Selatan pada era 1950-an. Tarian ini biasanya ditampilkan saat masyarakat mengadakan hajatan atau acara persedekahan.
Dalam kepercayaan masyarakat saat itu, para tetua kampung yang memiliki kekuatan supranatural akan memanggil peri dari kayangan untuk turun ke bumi dan menghibur masyarakat yang hadir di acara tersebut.
8. Tari Tepak Keraton
Tari Tepak Keraton diciptakan oleh Hj. Anna Kumari pada tahun 1966 saat ia memimpin Tim Kesenian Inmindam IV/Sriwijaya. Tarian ini dibuat sebagai bentuk penyambutan tamu agung, yaitu Brigjen Ishak Juarsa, Panglima Kodam IV Sriwijaya pada waktu itu.
Tari Tepak Keraton lahir karena adanya larangan untuk menampilkan Tari Gending Sriwijaya.
Atas perintah Kolonel Makmur Rasjid, Komandan Inmindam IV/Sriwijaya, Tim Kesenian yang dipimpin oleh Hj. Anna Kumari ditugaskan untuk menciptakan tarian baru guna menyambut Panglima Kodam IV Sriwijaya yang baru.