Oct 25th 2024, 20:00, by Adelia Sufri, kumparanWOMAN
Hubungan percintaan tak selalu diisi dengan adegan romantis dan penuh kasih sayang. Ada kalanya pasangan menghadapi masalah yang membuat keduanya bertengkar.
Sebenarnya, pertengkaran dalam suatu hubungan adalah hal yang normal, selama frekuensinya tidak sering. Menurut laman Very Well Mind, bertengkar bahkan bisa mendorong pasangan untuk belajar saling memahami dan menghormati satu sama lain.
Dengan begitu, hubungan bisa berkembang ke arah yang lebih positif dan semakin erat. Namun, kadang kala pertengkaran juga bisa memicu pasangan untuk mengambil keputusan break.
Break bukanlah putus atau berpisah dari pasangan. Lantas, apa arti break dalam sebuah hubungan? Yuk, cari tahu jawabannya dalam artikel ini.
Arti Break dalam Sebuah Hubungan Pacaran
Break merupakan istilah bahasa Inggris yang berarti pecah, rusak, patah, melanggar, menghentikan, dan istirahat. Dalam konteks hubungan percintaan, break bisa diartikan sebagai istirahat sejenak.
Artinya, saat pasangan meminta break, ia butuh waktu sejenak untuk dirinya sendiri. Memang hampir mirip seperti putus, tapi break adalah perpisahan yang sifatnya sementara, bukan selamanya.
Merujuk laman Brides, tujuan break sering kali untuk merefleksikan diri dan memperbaiki hubungan yang telah dijalani. Dengan begitu, pasangan bisa kembali dalam komitmen dan perasaan yang kuat.
Jadi, harus diingat bahwa break dilakukan bukan karena ingin mengakhiri hubungan, tapi justru menjadi momen penting untuk memperbaiki diri. Sehingga, hubungan yang dijalin pun dapat semakin kuat.
Biasanya break terjadi dalam hubungan pacaran yang level komitmennya belum terlalu kuat. Tapi, tak jarang pula pasangan yang telah menikah memilih break untuk mempertahankan ikatan suci mereka.
Namun, apakah break benar-benar bisa membuat hubungan makin erat? Atau tindakan ini justru menciptakan kerenggangan dalam hubungan?
Apakah Break Bisa Berhasil?
Menurut terapis pasangan dan pakar hubungan asal California, Kathryn Ford, MD, dalam laman Very Well Mind, hubungan percintaan boleh diberi jarak sesekali. Dengan begitu, hubungan bisa semakin intim.
"Sering kali, kita menganggap menjauh dari orang terkasih sebagai tindakan yang keliru dan bertentangan dengan upaya memelihara hubungan. Namun, penggunaan kedekatan dan jarak yang terampil merupakan bagian yang sangat penting dari keintiman," terang Kathryn Ford.
Dalam beberapa kasus, break memang bisa menjadi cara yang sehat untuk melanggengkan hubungan. Jarak yang tercipta membuat pasangan akhirnya menyadari bahwa mereka membutuhkan satu sama lain.
Namun, tindakan ini juga berisiko untuk keberlangsungan hubungan di masa depan. Jika terbiasa break lalu baikan, pasangan akan cenderung 'melarikan diri' dari sebuah masalah alih-alih menyelesaikannya bersama.
Pola break-baikan yang terus berulang juga sangat tidak sehat. Meskipun jedanya hanya sementara, tapi hal ini dapat membuat kamu dan pasangan jadi kurang menghargai komitmen.
Pada intinya, break memiliki tantangan dan risiko tertentu. Jadi, kamu harus berhati-hati jika ingin menjadikannya sebagai opsi dalam memperbaiki hubungan.
Kunci sukses break adalah memastikan bahwa alasan dan tujuannya tepat. Kemudian, tetapkan aturan selama break, seperti tetap berkomunikasi di waktu-waktu tertentu.
Jangan lupa berikan batas waktu untuk break, misalnya 1-2 minggu. Lalu gunakan waktu tersebut dengan bijak untuk menentukan masa depan hubunganmu dengan pasangan.