Sep 3rd 2024, 22:19, by Dicky Adam Sidiq, kumparanNEWS
Ilmuwan Afrika Selatan menunjukkan sebuah meteorit saat konpers di Gqeberha, Afrika Selatan, Selasa (3/9). Batuan meteorit ini ditemukan jatuh di provinsi Eastern Cape bulan lalu. Foto: Esa Alexander/ REUTERSDikutip dari Reuters, para ilmuwan mengatakan, warga sekitar melaporkan melihat seberkas cahaya biru-putih dan jingga di langit pada 25 Agustus lalu, disertai dengan suara ledakan dan getaran di tanah. Foto: Esa Alexander/ REUTERSPecahan meteorit langka dengan berat kurang dari 90 gram dengan diameter kurang dari 5 cm tersebut untuk sementara diberi nama "Meteorit Nqweba", yang diambil dari nama kota tempat penemuannya. Foto: Esa Alexander/ REUTERSPecahan meteorit ini ditemukan gadis berusia 9 tahun bernama Eli-zé du Toit saat bermain di rumah kakek-neneknya di Nqweba. Ia melihat batu hitam dan mengkilap di bagian luar dengan bagian dalam berwarna abu-abu muda seperti beton jatuh dari langit. Foto: Esa Alexander/ REUTERSPara ilmuwan, yang berasal dari Wits, Universitas Nelson Mandela, dan Universitas Rhodes mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah konferensi pers bahwa "Meteorit Nqweba" diyakini sebagai meteorit achondritic, khususnya jenis langka dalam kelompok Howardite-Eucrite-Diogenite (HED). Foto: Esa Alexander/ REUTERS
Ilmuwan Afrika Selatan menunjukkan sebuah meteorit saat konpers di Gqeberha, Afrika Selatan, Selasa (3/9). Pecahan meteorit ini ditemukan jatuh di provinsi Eastern Cape bulan lalu.
Dikutip dari Reuters, para ilmuwan mengatakan, warga sekitar melaporkan melihat seberkas cahaya biru-putih dan jingga di langit pada 25 Agustus lalu, disertai dengan suara ledakan dan getaran di tanah.
Pecahan meteorit langka dengan berat kurang dari 90 gram dengan diameter kurang dari 5 cm tersebut untuk sementara diberi nama "Meteorit Nqweba", yang diambil dari nama kota tempat penemuannya.
Pecahan meteorit ini ditemukan gadis berusia 9 tahun bernama Eli-zé du Toit saat bermain di rumah kakek-neneknya di Nqweba. Ia melihat batu hitam dan mengkilap di bagian luar dengan bagian dalam berwarna abu-abu muda seperti beton jatuh dari langit. Gadis itu kemudian mengambilnya dan memberikan kepada ibunya, yang kemudian menyerahkannya kepada para ilmuwan.
Para ilmuwan, yang berasal dari Wits, Universitas Nelson Mandela, dan Universitas Rhodes mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah konferensi pers bahwa "Meteorit Nqweba" diyakini sebagai meteorit achondritic, khususnya jenis langka dalam kelompok Howardite-Eucrite-Diogenite (HED).
Seorang peneliti menunjukkan pecahan meteorit selama konpers di Gqeberha, Afrika Selatan, Selasa (3/9/2024). Foto: Esa Alexander/ REUTERS