Sep 6th 2024, 08:07, by Habib Allbi Ferdian, kumparanSAINS
Hewan super langka wombat hidung berbulu utara yang terancam punah terekam kamera pengintai sedang berjalan-jalan di tengah malam di Queensland barat daya, Australia. Bagi para ahli ekologi di Australian Wildlife Conservancy (AWC), ini menjadi tonggak penting dalam upaya konservasi.
Wombat hidung berbulu utara adalah hewan langka. Jumlahnya diperkirakan hanya tersisa 400 individu di seluruh dunia. Ketika mereka menampakkan diri di alam liar, terutama wombat yang masih muda, ini menjadi berita sangat penting.
Wombat hidung berbulu utara hanya bisa ditemukan di tiga lokasi di Australia, yakni Epping Forest National Park, Powrunna State Forest, dan Richard Underwood Nature Refuge (RUNR). Penampakan wombat muda kali ini terjadi di RUNR.
"Wombat hidung berbulu utara sangat langka, kebanyakan orang bahkan belum pernah mendengarnya. Faktanya, jumlah total wombat ini sekitar seperlima dari semua panda raksasa yang hidup saat ini," ujar Joey Clarke, komunikator sains di AWC kepada Newsweek.
Andy Howe, pakar ekologi lapangan senior di AWC, menemukan penampakan wombat tersebut saat memeriksa lebih dari 100 jam rekaman kamera pengintai yang dipasang di RUNR. Wombat terlihat muncul dari liang dan menjadi bukti nyata bahwa mereka kembali berkembang biak di habitat yang saat ini dilindungi.
"Sangat menggembirakan mengetahui bahwa salah satu hewan paling terancam punah di dunia baik-baik saja dan berkembang biak di dalam area berpagar dan aman," kata Howe.
Berdasarkan rekaman yang dibagikan AWC di YouTube, wombat muda itu tampak dalam keadaan sehat, dengan bulu halus dan tidak ada luka yang terlihat. Howe yakin dia anak wombat pertama yang terdeteksi sejak 2023.
Wombat sendiri adalah hewan berkantung, mirip satwa ikonik lain yang hidup di Australia, seperti koala dan kanguru. Bayi mereka yang baru lahir akan hidup dan berlindung di kantung induknya.
"Wombat cukup kuat, yang menunjukkan bahwa ia makan dengan baik dan memperoleh cukup nutrisi," papar Howe. "Secara keseluruhan cuplikan rekaman ini memberitahu kita banyak hal tentang kondisi populasi RUNR, yang menunjukkan kepada kita bahwa wombat memiliki kondisi yang baik dan nyaman untuk berkembang biak."
Kamera pengintai yang didanai oleh hibah federal dari Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water's Saving Native Species Program, telah berperan penting dalam memantau kehidupan wombat.
"Teknologi seperti kamera sensor gerak ini telah menjadi alat yang sangat penting bagi kami sebagai pengelola konservasi. Kami dapat mengumpulkan lebih banyak data yang berguna, yang sangat berharga saat kami mencoba memahami dan melestarikan spesies berbeda di ambang kepunahan," kata Clarke.
AWC juga bekerja sama dengan University of Adelaide dalam Genetic Management yang akan melibatkan pengumpulan dan analisis sampel rambut wombat untuk menginformasikan translokasi masa depan dan meningkatkan keragaman genetik dalam spesies tersebut.
"Wombat hidung berbulu utara sudah hampir punah, pada 1980-an jumlahnya hanya tinggal 35 ekor. Bagi banyak spesies, tidak mungkin mereka bisa kembali dari situasi ini," ujar Clarke.
"Namun berkat upaya konservasi, termasuk mengendalikan hewan liar dan membangun sejumlah lokasi konservasi baru, masa depan mereka terlihat jauh lebih baik saat ini."