Aug 5th 2024, 08:06, by Habib Allbi Ferdian, kumparanSAINS
Sekelompok peneliti menemukan penyebab mumi 'Wanita Menjerit' menganga, yang ditemukan pertama kali di Mesir puluhan tahun silam. Perempuan Mesir Kuno itu ternyata meninggal dunia dalam penderitaan yang sangat menyakitkan, dengan otot-ototnya kaku seketika.
Mumi disebut Wanita Menjerit karena mulutnya terbuka seperti berteriak. Dia ditemukan di Deir el-Bahari dekat Luxor, Mesir, dalam misi ekspedisi arkeologi makam Senenmut pada 1935 lalu.
Senenmut merupakan seorang arsitek terkemuka dan pejabat pemerintah Mesir Kuno, yang juga diduga kekasih gelap Ratu Hatshepsut. Wanita Menjerit kemungkinan anggota keluarga dekatnya, karena berada di dalam peti kayu di ruang pemakaman di bawah makam keluarga Senenmut.
Tim ilmuwan melakukan 'bedah virtual' mumi Wanita Menjerit dengan menggunakan computerized tomography scan atau CT scan. Hasilnya, perempuan itu diduga meninggal dalam penderitaan dan mengalami kekakuan otot langka yang disebut kejang kadaver, yang terjadi pada saat kematiannya.
Perempuan tersebut meninggal sambil menjerit kesakitan dan otot-otot wajahnya berkontraksi untuk mempertahankan penampilan ini (menganga) pada saat kematian akibat kejang kadaver.- Sahar Saleem, Profesor Radiologi dari Cairo University dan Pemimpin Studi -
Kejang kadaver, kondisi medis yang masih kurang dipahami, terjadi setelah penderitaan fisik atau emosional yang parah. Otot penderita berkontraksi menjadi kaku segera setelah kematian.
Saleem mengaku tidak percaya terkait kemungkinan perempuan itu dibalsem saat masih hidup. Dia juga belum bisa memastikan bagaimana si mumi meninggal.
"Kita tidak dapat memastikan penyebab kematian mumi, kecuali ada bukti CT mengenai trauma fatal," kata Saleem, dikutip dari Reuters.
Mumi disebut meninggal dunia di usia 48 tahun, serta menderita radang sendi ringan di tulang belakangnya dan kehilangan beberapa gigi. Tubuhnya terawat dengan baik, dibalsem sekitar 3.500 tahun lalu selama periode Kerajaan Baru Mesir Kuno.
Pembalsamannya tergolong mewah. Dengan spektroskopi inframerah, peneliti menemukan jejak resin juniper dan damar kemenyan, barang mewah yang kemungkinan besar diimpor dari Mediterania Timur dan Afrika Timur atau Arab Selatan. Keduanya mencegah tubuh dari pembusukan akibat bakteri dan serangga.
Status ekonominya makin terlihat dengan hiasan wig hitam dan dua cincin kumbang scarab yang menempel ditubuhnya, yang rambut aslinya diwarnai dengan henna dan juniper. Wignya, yang umum digunakan untuk keperluan pemakaman dan dalam kehidupan sehari-hari, ditemukan terbuat dari serat pohon kurma dan mengandung campuran kristal kuarsa, magnetit, dan albit.
Bangsa Mesir Kuno menganggap pengawetan tubuh setelah kematian sebagai hal penting untuk menjamin kehidupan layak di akhirat. Semua organ dalam, kecuali jantung, biasanya dibuang selama proses mumifikasi, tapi itu tidak dilakukan di mumi Wanita Menjerit.
"Di Mesir Kuno, para pembalsem merawat jenazah agar tampak cantik di akhirat. Itu sebabnya mereka sangat ingin menutup mulut jenazah dengan mengikat rahang ke kepala untuk mencegah rahang jatuh setelah kematian," ujar Saleem.
Namun, kualitas bahan pembalseman menunjukkan proses mumifikasi telah ceroboh. Pembalsem diduga telah lalai menutup mulutnya.
Penemuan ini sudah ditulis dalam jurnal Frontiers in Medicine yang terbit pada 2 Agustus 2024.