Aug 6th 2024, 12:11, by Reza Aditya Ramadhan, kumparanNEWS
Sebanyak 6 nelayan meninggal dan belasan awak Kapal Motor (KM Mariana di Merak mengalami sakit secara misterius. Peristiwa itu direspons oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Budi menduga hal itu disebabkan kemungkinan virus atau bakteri.
Ditambah saat evakuasi awak kapal itu petugas menggunakan hazmat atau Alat Pelindung Diri (APD).
"Tapi, kalau dia pake protokol APD itu, aku rasa memang ada potensi itu bisa virus, bakteri, atau fungus," ujar Budi pada wartawan di The Westin Jakarta pada Selasa (6/8).
Budi belum mendapatkan update jelas dari kasus ini. "Tapi, terus terang saya belum terupdate, nanti kalau saya tahu, saya update ya. Karena jenazahnya juga sedang diautopsi," ujar dia.
Kejadian bermula pada Minggu (4/8) dini hari. Kapal Motor (KM) Sri Mariana, meminta bantuan melalui radio satelit. Permintaan itu ditangkap oleh Polairud Polda Banten.
Pukul 00.30 WIB, tim patroli Banten menemukan kapal tersebut. Ternyata, di kapal itu, sudah ada enam mayat nelayan. Belasan lainnya juga dalam kondisi sakit.
Kru KM Sri Mariana pun diminta mendekatkan kapalnya ke Pulau Tempurung agar bisa ditambatkan ke KMB Pelangi yang tengah patroli.
Pulau Tempurung ini berada di wilayah Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. Petugas lalu mengevakuasi para nelayan, lengkap dengan APD, karena belum mengetahui penyebab tewasnya para nelayan.
Sejauh ini, Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Pelabuhan Kelas 1 Banten, Resi Arisandi memastikan keenam nelayan itu tewas karena sakit. Sebab tak ada luka fisik. Para nelayan disebut mengalami gejala yang sama. Mereka yang sedang menjalani perawatan intensif di RSKM Cilegon memiliki keluhan sakit di dada.