Aug 3rd 2024, 17:28, by Berita Terkini, Berita Terkini
Emoji batu sering kali digunakan di berbagai media sosial, seperti WA, X (sebelumnya Twitter), hingga TikTok. Akan tetapi, banyak yang belum mengetahui arti dari emoji yang satu ini.
Terlebih emoji ini terinspirasi dari sebuat tempat. Tempat tersebut diduga sudah ada sejak ribuan tahun lalu dengan ukuran yang sangat besar dan berat.
Arti Emoji Batu yang Kerap Digunakan di Medsos
Dikutip dari buku Pengantar Sosiolinguistik, Nasarudin, dkk (2024), emoji merupakan istilah dari bahasa Jepang (絵文字, atau えもじ) untuk karakter gambar yang digunakan dalam pesan elektronik dan medsos.
Emoji sendiri digunakan untuk menggambarkan emosi atau reaksi tertentu dalam sebuah pesan. Emoji dapat menambah dimensi emosional dan ekspresif dalam komunikasi teks yang sering kali sulit diungkapkan hanya lewat kata-kata.
Biasanya, emoji berbentuk wajah manusia, objek, hewan, makanan, atau simbol lainnya. Salah satunya adalah emoji batu.
Emoji ini memiliki arti terpukau, tidak bergerak, dan tidak bisa berubah layaknya batu. Selain itu, emoji ini juga menggambarkan ekspresi ketabahan, ketidakpuasan, tekad, muka datar, hingga muka konyol.
Contohnya ketika saat terjebak di antrean kereta api di jam kerja, sehingga tidak dapat bergerak, maka emoji ini bisa digunakan untuk menggambarkan keadaan tersebut.
Sejarah Emoji Batu
Emoji batu bernama Moai yang terinspirasi dari patung batu berasal dari Pulau Paskah, Chile. Moai sendiri dibangun oleh orang Rapa Nui yang merupakan keturunan imigran dari Polinesia dengan ukuran yang besar.
Salah satu patung Moai memiliki tinggi 9 meter dan berat 82 ton. Bahkan, ada yang memiliki tinggi 21 meter dan berat 145 ton, tetapi tidak bisa berdiri. Mereka mambangun hingga ratusan patung Moai.
Moai sendiri diperkirakan dibangun oleh masyarakat Rapa Nui sekitar tahun 1100-1680 Masehi. Mayoritas Moai berdiri tegak ketika kedatangan penjelajah asal Belanda bernama Jacob Roggeveen pada tahun 1722.
95% dari Moai diukir dari batu vulkanik padat dan mudah dikerjakan. Penduduk Rapa Nui memahat menggunakan pahat tangan batu. Pahat batu diasah dengan cara memotong ujung baru saat tumpul. Saat pemahatan, batu vulkanik disiram air untuk melunakkannya.
Patung-patung Moai sendiri dipercaya oleh masyarakat Rapa Nui sebagai sumber kekuatan dan energi spiritual yang keramat.
Bahkan masyarakat Rapa Nui meyakini bahwa Moai mewakili arwah leluhur dan mewakili tokoh terkemuka dan serta sebagai simbol status keluarga.