Masa libur Lebaran banyak dimanfaatkan oleh keluarga untuk bepergian bertemu sanak saudara maupun liburan ke luar kota. Momen ini pun tentu dinanti oleh anak-anak, namun juga dapat berpengaruh pada rutinitas mereka sehari-hari.
Saat bepergian, beberapa anak mungkin akan mengalami perubahan rutinitas, seperti jam makan, tidur, hingga waktu bermain.
Salah satu hal yang tidak boleh disepelekan adalah waktu tidur. Ya Moms, penting agar anak mendapatkan tidur yang cukup selama liburan. Ketika anak mendapatkan istirahat yang cukup, maka mereka akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru di sekitarnya, yang mungkin berbeda dengan di rumah. Anak-anak juga akan cenderung lebih menikmati aktivitas mereka selama liburan.
Perhatikan juga bahwa orang tua juga perlu membantu menyeimbangkan kebutuhan tidur anak selama masa liburan. Bagaimana caranya?
Tips Atur Waktu Tidur Anak saat Liburan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait waktu tidur selama perjalanan maupun di tempat tujuan.
Tidur Selama di Perjalanan
Dikutip dari laman Raising Children, sebelum bepergian, penting untuk merencanakan perjalanan: apakah menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum seperti bus, kereta api, maupun pesawat. Setelah ditentukan, Anda bisa membantu anak menyesuaikan lokasi dan waktu untuk beristirahat.
Bayi dan balita: Upayakan agar anak bisa tidur siang selama perjalanan. Pastikan anak telah berganti popok yang bersih dan perut kenyang (baik setelah makan atau minum susu), agar tidur mereka lebih pulas.
Anak-anak usia prasekolah dan usia sekolah: Usia ini anak sedang aktif-aktifnya. Sehingga, Anda bisa mengajak anak untuk bermain terlebih dahulu sebelum perjalanan, agar nantinya selama perjalanan ia bisa tidur. Disarankan juga mengajak si kecil ke toilet sebelum berangkat, dan siapkan camilan maupun mainan kesukaannya untuk menemani selama perjalanan.
Tidur di Tempat Baru
Saat Anda membawa anak-anak ke tempat yang baru pertama kali dikunjungi, mungkin akan sulit untuk langsung beradaptasi. Bisa saja karena kasur dan bantalnya tidak sepert biasanya, atau karena lingkungannya berbeda.
Pada bayi, Anda bisa menerapkan beberapa tips ini:
Tetap lakukan rutinitasnya sehari-hari: menyusui, membacakan cerita, dan menggendongnya.
Gunakan kantong tidur atau pakaian yang biasa digunakan untuk tidur.
Nyalakan lampu redup jika si kecil terbiasa dengan hal tersebut
Sementara untuk anak-anak, coba lakukan beberapa hal di bawah ini:
Hindari memberi anak makanan berat sebelum tidur
Pastikan anak tahu bahwa orang tuanya ada di dekatnya. Bila berpisah kasur, tunjukkan ruangan tempat Anda tidur
Lakukan rutinitas tidurnya: menyikat gigi, membaca buku cerita, dan ucapan selamat malam
Berikan anak mainan atau selimut kesukaannya
Pakaikan piyama yang biasa mereka pakai
Bagaimana Bila Liburan di Tempat dengan Zona Waktu yang Berbeda?
Bila Anda dan keluarga bepergian ke tempat dengan zona waktu yang sama, tentu akan lebih mudah bagi si kecil menjalankan rutinitas tidur yang biasa.
Namun, berbeda bila Anda bepergian ke zona waktu yang berbeda. Di Indonesia saja, kita memiliki tiga zona waktu yang berbeda, sehingga bisa jadi Anda dan anak-anak mengalami jet lag.
Jet lag terjadi ketika jam internal tubuh untuk tidur, makan, dan bangun tidak sesuai dengan waktu siang dan malam pada zona waktu yang sedang didatangi.
Bayi dan anak-anak kecil biasanya tidak terpengaruh oleh jet lag seperti orang dewasa. Namun, mereka mungkin akan merasa lebih lelah dan sensitif, serta tidak ingin tidur pada waktu tidur siang atau tidur malamnya seperti hari-hari biasa.
Maka dari itu, Anda perlu merencanakan rutinitas beberapa hari sebelum berangkat ke tempat dengan zona waktu yang berbeda. Bagaimana caranya?
Nah Moms, sebelum hari keberangkatan, cobalah untuk mengubah waktu makan, waktu tidur, dan waktu bangun menyesuaikan dengan zona waktu yang baru. Ini akan membantu Anda dan anak-anak menyesuaikan diri lebih cepat ketika sesampainya di sana.
Namun, perlu diingat bahwa anak-anak tidak oleh diberikan obat tidur agar ia bisa tertidur lelap di lokasi tempat Anda berlibur. Kecuali memang obat tidur diresepkan oleh dokter, atau masuk dalam pengobatan anak Anda. Sebab, obat tidur bisa menimbulkan efek samping bila digunakan tanpa resep dokter.