Penjelasan Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan

Halaman ini telah diakses: Views
Ilustrasi untuk apakah puasa Syawal harus berurutan. Sumber: pexels.com/Alena Darmel
Ilustrasi untuk apakah puasa Syawal harus berurutan. Sumber: pexels.com/Alena Darmel

Puasa Syawal adalah ibadah puasa sunah 6 hari di bulan Syawal. Pertanyaan yang sering diajukan umat muslim, apakah puasa Syawal harus berurutan atau dapat dilakukan dengan tidak berurutan?

Saat ini umat muslim telah memasuki bulan Syawal setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan. Puasa Syawal adalah salah satu ibadah sunah yang memiliki banyak keutamaan untuk umat yang mengerjakannya.

Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan atau Tidak?

Ilustrasi untuk apakah puasa Syawal harus berurutan. Sumber: pexels.com/RDNE Stock Project
Ilustrasi untuk apakah puasa Syawal harus berurutan. Sumber: pexels.com/RDNE Stock Project

Menurut buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari oleh KH. Muhammad Habibullah (2018: 231), puasa Syawal adalah puasa yang dilakukan setelah Hari Raya Idulfitri. Puasa sunah ini dikerjakan selama 6 hari. Mengenai cara pelaksanaannya, para ulama memiliki pendapat yang berbeda mengenai apakah puasa Syawal harus berurutan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa puasa Syawal ini harus dilaksanakan secara berurutan. Ada pula sebagian ulama yang berpendapat bahwa pelaksanaannya tidak harus berurutan yang penting masih dalam bulan Syawal.

Dalam situs nu.or.id, dijelaskan bahwa Sayyid Abdullah al-Hadrami pernah diberi pertanyaan tentang puasa Syawal yang dikerjakan terpisah. Beliau menjawab bahwa puasa Syawal tidak harus dilakukan beurutan dan boleh dilakukan secara terpisah-pisah, selama semuanya dilakukan pada bulan Syawal. Dalam kitabnya disebutkan:

"Apakah disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus menerus? Jawaban: sesungguhnya tidak disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus-menerus, can cukup bagimu untuk puasa enam hari dari bulan Syawal sekalipun terpisah-pisah, sepanjang semua puasa tersebut dilakukan di dalam bulan ini (Syawal)." (Sayyid Abdullah al-Hadrami, al-Wajiz fi Ahkamis Shiyam wa Ma'ahu Fatawa Ramadhan, [Daru Hadramaut: 2011], halaman 139).

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa praktik puasa Syawal dapat dikerjakan dengan dua cara, yaitu:

  1. Dengan cara berurutan atau terus-menerus, misalnya dari tanggal 2 sampai 7 Syawal tanpa henti.

  2. Dengan cara terpisah atau tidak berurutan, misalnya mulai berpuasa tanggal 2 Syawal, esoknya tidak, lalu berpuasa kembali di tanggal 4 Syawal, dan seterusnya.

Jadi, jawaban untuk pertanyaan apakah puasa Syawal harus beurutan adalah tidak harus. Puasa Syawal dapat dikerjakan secara berurutan tapi jika tidak, tidak apa-apa selama masih di bulan Syawal.

Baca Juga: 4 Hadits Puasa Syawal untuk Dihayati Umat Islam

Semoga pembahasan mengenai apakah puasa Syawal harus berurutan, dapat membantu umat muslim yang masih ragu mengenai cara pelaksanaan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. (IND)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url