Taylor Swift dan Reaksi Internasional Terhadap The Eras Tour
16 Mar, 2024
Halaman ini telah diakses:
Views
Taylor Swift sebagai Aktor Individu Hubungan Internasional
Sebagai seorang individu terkenal dalam dunia hiburan internasional, Taylor Swift memiliki pengaruh yang signifikan dalam hubungan internasional khususnya bagi Amerika Serikat. Taylor Swift sangat berperan dalam memperkenalkan budaya Amerika Serikat kepada penggemar di berbagai belahan dunia. Melalui musik dan penampilannya, dia bisa saja mempengaruhi persepsi orang-orang terhadap Amerika Serikat dan mempromosikan nilai-nilai seperti kebebasan, individualisme, dan kreativitas.
Kita tahu bahwa Taylor Swift memiliki jutaan penggemar di seluruh dunia yang tentu saja selalu mengikuti kegiatan dan pendapatnya. Dengan demikian, pernyataan atau tindakan yang dilakukannya bisa memiliki dampak besar pada opini publik tentang isu-isu tertentu, termasuk isu-isu sosial, politik, dan kemanusiaan. Sebagai contoh, Taylor Swift selama ini telah terlibat dalam berbagai kampanye kemanusiaan dan advokasi, termasuk dukungannya terhadap hak-hak kelompok rentan seperti LGBT, perempuan, dan isu-isu kemanusiaan lainnya (Levine, 2019).
Selain itu, kehadirannya dan popularitasnya di berbagai negara dapat membantu memperkuat ikatan budaya antara Amerika Serikat dan negara-negara lain, serta meningkatkan citra positif Amerika Serikat di mata dunia. Meskipun peran Taylor Swift dalam hubungan internasional mungkin tidak sekuat peran negara-negara atau organisasi internasional, tetapi pengaruhnya sebagai publik figur yang terkenal tetap signifikan dalam membentuk opini, menginspirasi tindakan, dan memperkuat hubungan antara berbagai kelompok dan komunitas di tingkat global.
The Eras Tour dan Reaksi Internasional
Saat ini Taylor Swift sedang menggelar konser keenamnya di berbagai belahan dunia. Konser ini dikenal dengan The Eras Tour dan merupakan salah satu konser musik terbesar di dunia saat ini karena keberhasilannya merebut hati jutaan penggemarnya di seluruh dunia (Priherdityo, 2024).
The Eras Tour Taylor Swift telah digelar secara besar-besaran di Amerika Serikat sejak bulan Maret 2023 di Arizona, dan untuk tur skala internasional dimulai pada Agustus 2023 dan akan berakhir di Agustus 2024 nanti (Huff, 2023).
Selain di Amerika, The Eras Tour juga digelar di Eropa, Australia, serta Asia, yang baru-baru ini berlangsung di negara Singapura. Gelaran konser ini menuai berbagai reaksi internasional dari berbagai belahan dunia.
Reaksi-reaksi ini semakin memperkuat posisi tawar seorang Taylor Swift sebagai seorang aktor individu dalam Hubungan Internasional. Hal ini juga mengindikasikan bahwa keterlibatan aktor individu dalam hubungan internasional menjadi sangat signifikan.
Setelah Taylor Swift merilis jadwal dan lokasi untuk The Eras Tour di Eropa dan Asia pada 2023 lalu, sejumlah pemimpin negara-negara yang negaranya tidak ada dalam list lokasi tur mulai memberikan ragam reaksi terhadapnya. Salah satunya adalah perdana menteri Kanada, Justin Trudeau, yang secara terang-terangan mengutarakan keinginannya agar Kanada dijadikan sebagai salah satu lokasi The Eras Tour (Miller, 2023). Dalam Cuitannya, Justin Trudeau mengatakan:
Cuitan undangan ini disampaikan oleh perdana menteri Kanada sesaat setelah Taylor Swift menyatakan kegembiraannya atas penambahan 14 pertunjukan baru ke The Eras Tour di Eropa tahun 2024, namun tidak satu pun kota di Kanada yang termasuk dalam daftar pertunjukan baru yang dimaksud. Hal itu kemudian membuat Justin bereaksi melalui cuitannya kepada Taylor Swift.
Selain Kanada, pemimpin negara yang juga mengharapkan kehadiran Taylor di negaranya adalah presiden Chili, Gabriel Boric. Hanya saja, Chili juga tidak ada dalam daftar negara tujuan The Eras Tour di Amerika Latin dan Amerika Selatan yang dirilis oleh Taylor Swift pada Juni 2023. Presiden Chili Pun ikut bereaksi dan menanggapinya dengan memproklamirkan dirinya sebagai penggemar Taylor Swift atau Swifties (Aniftos, 2023).
Gabriel Boric memberikan reaksi yang kurang lebih sama seperti perdana menteri Kanada, dimana ia menyampaikan dalam sebuah video melalui platform youtube bahwa dirinya telah menulis surat permohonan kepada Taylor Swift dengan harapan suatu saat bisa mengikutsertakan Chili dalam tur Amerika Latinnya. Gabriel Boric berharap Taylor Swift akan menanggapi undangannya secara positif, dan dengan yakin ia berharap suatu hari nanti akan mendengarkan lagu-lagu Taylor dari Chili (Hugh McIntyre, 2023).
Sementara itu, Walikota Budapest, Gergely Karácsony, juga ikut bergabung dengan para pemimpin dunia yang meminta kehadiran Taylor Swift di negaranya masing-masing. Ambisi Gergely Karácsony untuk mendatangkan Taylor Swift ke Hongaria dapat dilihat dari aksinya yang juga menulis surat kepada Taylor Swift untuk mendesak penyanyi Amerika tersebut agar mempertimbangkan Hongaria sebagai salah satu negara tujuan The Eras Tour. Gergely Karácsony juga menekankan bahwa pemerintahannya akan melakukan semua yang mereka bisa untuk membuat Taylor Swift datang ke kota mereka (Magyar Hírlap, 2023).
Reaksi negara-negara ASEAN
Jika kebanyakan negara-negara bereaksi atas ketidakterlibatannya dalam The Eras Tour dengan pengajuan permohonan kepada Taylor Swift, sepertinya situasi di Asia Tenggara agak berbeda terkait hal itu. Pasalnya beberapa negara menilai ketidakhadiran Taylor Swift di negaranya adalah bagian dari praktik kecurangan dan monopoli yang dilakukan oleh Singapura, yang ingin mendapat lebih banyak keuntungan dari gelaran konser tersebut, dan menutup peluang bagi negara Asia Tenggara lainnya.
Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi lokasi The Eras Tour, dan berhasil menduduki posisi sebagai konser Eras Tour terbanyak di Asia Pasifik. Di Singapura, The Eras Tour digelar selama 6 hari yakni 2-4 Maret 2024 dan dilanjutkan pada 7-9 Maret 2024 (cnn indonesia 2024).
Pada Februari 2024, Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, menuduh Singapura membayar Taylor Swift untuk tampil hanya di Singapura saja dan tidak di negara Asia Tenggara lainnya. Srettha mengatakan bahwa singapura telah melakukan kontrak-kontrak eksklusif dengan manajemen Taylor Swift dengan membayarnya sebesar 3.000.000 USD untuk setiap pertunjukan kalau ia setuju untuk menggelar konser eksklusif hanya di Singapura (Fadhill, 2024).
Filipina juga ikut bereaksi terhadap The Eras Tour di Singapura. Anggota Parlemen Filipina, Joey Salceda, mengecam Singapura karena menduga bahwa negara tersebut telah membuat kesepakatan eksklusif yang kemudian mencegah Taylor Swift untuk mengadakan Eras Tour di negara ASEAN lainnya termasuk Filipina. Dalam pernyataannya, Joey Salceda mengatakan "Ini bukanlah tindakan yang dilakukan tetangga yang baik," (Riani 2024).
Selain itu, The Eras Tour juga telah menjadi bahasan internal bagi sejumlah negara di ASEAN, termasuk Indonesia dan Malaysia. Dalam rapat parlemen di Malaysia baru-baru ini, isu tentang konser Taylor Swift tidak luput dari bahasan pemerintah Malaysia. Sementara itu, walaupun tidak banyak bereaksi dan mengkritik Singapura sama seperti negara lainnya, sejumlah menteri di Indonesia juga kerap kali membahas tentang konser Taylor Swift dan mengatakan bahwa ke depannya Indonesia juga bisa menghadirkan konser-konser serupa.
Mengapa The Eras Tour Menjadi Incaran?
Reaksi Internasional terhadap gelaran konser Taylor Swift, The Eras Tour, tampaknya sangat masuk akal dan sangat realistis. Pasalnya, The Eras Tour memiliki beberapa dampak positif bagi negara yang dikunjunginya, khususnya pada peningkatan ekonomi negara.
The Eras Tour dapat menjadi daya tarik wisata yang signifikan bagi negara yang dikunjungi. Penggemar dari berbagai belahan dunia tentu akan tertarik untuk datang menyaksikan konser tersebut. Hal ini berpotensi meningkatkan jumlah turis yang mengunjungi negara lokasi Eras Tour. Kondisi ini bisa menguntungkan industri pariwisata setempat dengan meningkatkan pendapatan dari hotel, restoran, toko souvenir, dan layanan lainnya.
Sebagai contoh di Amerika utara, pendapatan dari Eras Tour diprediksi menghasilkan sekitar 34 triliun Rp. Sementara di Singapura, Diperkirakan pendapatan pariwisata Singapura setelah gelaran the Eras Tour mencapai antara 350 juta hingga 500 juta dolar Singapura (CNBC, 2024).
Selain itu, penggemar yang datang dari luar kota atau bahkan luar negeri untuk menyaksikan The Eras Tour kemungkinan besar akan menghabiskan uang mereka selama kunjungan. Ini dapat mencakup biaya akomodasi, transportasi, makanan, belanja, dan kegiatan lainnya, yang berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal. Di Singapura misalnya, dari gelaran ini saja, lonjakan pemesanan hotel di singapura sudah melonjak 10-30 persen.
Pendapatan dari penjualan tiket konser dan merchandise Taylor Swift juga dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi negara yang dikunjungi. Peningkatan penjualan tiket dan merchandise dapat menciptakan aliran pendapatan yang substansial.
Data menunjukkan bahwa penggemar Taylor Swift rata-rata menghabiskan kurang lebih Rp20.000.000 per orang untuk membeli tiket kemudian perjalanan dari dan menuju tempat konser, dan untuk menggunakan pakaian yang sesuai dengan jenis dalam tur tersebut (CNBC, 2024).
Terakhir, The Eras Tour juga dapat berfungsi sebagai platform promosi bagi negara yang dikunjungi. Melalui liputan media dan eksposur global yang dihasilkan oleh konser tersebut, negara tersebut dapat mendapatkan visibilitas yang besar sebagai destinasi wisata, yang dapat memperkuat citra dan daya tariknya sebagai tujuan wisata.