Ilmuwan dari Rice University di Houston, Texas, Amerika Serikat, mengembangkan baterai yang ukurannya enam kali lebih kecil dari bakteri. Meski super kecil ukurannya, baterai ini bisa digunakan untuk berbagai perangkat elektronik, termasuk sensor yang berfungsi menganalisa sel tunggal.
Dengan lebar 150 nanometer, baterai ini seratus kali lebih tipis dari rambut manusia dan 60 ribu kali lebih kecil dibandingkan baterai jenis AAA. Para pengembangnya mengklaim, ini adalah baterai terkecil di dunia.
Sebenarnya, baterai tersebut merupakan persilangan antara baterai dengan superkapasitor. Superkapasitor sendiri dapat menghantarkan lebih banyak energi ketimbang baterai.
Dikutip dari Cnet, Rabu (3/8/2011), baterai itu dibuat dari ribuan matrik kecil nan padat. Setiap baterai merupakan kawat nano dengan setengah dari kawat tersebut bekerja sebagai elektroda negatif dan lainnya sebagai elektroda positif.
Baterai nano ini kemungkinan besar akan lebih sering digunakan untuk keperluan medis, seperti memberikan daya untuk perangkat medis yang dapat diimplan, sensor biologis dan kimia serta jaringan mikroskopik wireless.
Hingga saat ini, baterai tersebut masih berupa
prototype dan masih terus dikembangkan. Para penciptanya belum membeberkan kapan akan mengkomersilkannya.