TEMPO Interaktif, Surabaya - Sekitar 500 orang mengiringi pemakaman jenazah legenda Persebaya Surabaya, Rusdy Bahalwan, di Taman pemakaman umum Pegirian, di Jalan Sidorame Surabaya, Senin, 8 Agustus 2011.
Arus lalulintas sempat tersendat karena kendaraan para pengantar jenazah memenuhi separuh badan jalan.
Di makam khusus untuk keturunan Arab itu jenazah Rusdy tiba pukul 15.50 WIB dan langsung di makamkan di sekitar pemakaman keluarga Bahalwan.
Di antara para pengantar jenazah nampak hadir pembina klub Assyabaab Mohammad Barmen, bekas pemain Niac Mitra Mohammad Zein al-Hadad, dan bekas stopper Persebaya Surabaya Bejo Sugiyantoro.
Barmen merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Rusdy. Sebab selain tekun, Rusdy juga sosok yang religius. "Dia membawa semangat religius itu saat masih menjadi pemain sampai menjadi pelatih," kata Barmen.
Rusdy, kata Barmen, bergabung dengan Assyabaab sekitar 1963 ketika usianya baru 16 tahun. Saat itu Barmen telah memperkirakan anak muda berbakat itu kelak akan menjadi pemain dengan nama besar.
Selain handal dalam bermain bola, otak Rusdy juga encer. "Saya pernah katakan kepada dia, kamu akan menjadi pemain nasional. Ternyata benar," ujar Barmen.
Bejo Sugiyantoro juga membenarkan bahwa Rusdy sangat religius. Sebelum memulai pertandingan, kata Bejo, Rusdy sering mengajak pemainnya salat berjamaah.
Bejo, yang di bawah besutan Rusdy turut mengantar Persebaya Surabaya menjuarai Liga Indonesia III tahun 1997 itu menambahkan, seniornya itu termasuk pelatih yang sederhana dalam menerapkan taktik. "Taktiknya simpel, tidak seperti pelatih sekarang yang njlimet," ucap Bejo.
Salah satu strategi Rusdy yang selalu ditekankan pada pemainnya ialah coming from behind. Rusdy, ujar Bejo, juga sangat percaya diri menghadapi lawan manapun. "Kalau pelatih sekarang kan ngintip kekuatan calon lawan, tapi Abah Rusdy tak pernah melakukan itu," tutur Bejo mengenang.
Rusdy Bahalwan meninggal dunia pada usia 64 tahun Minggu malam, 7 Agustus 2011, pukul 22.00 WIB. Bahalwan menderita penyakit degeneratif dan stroke sejak tahun 2004. Almarhum meninggal seorang istri dan tiga anak.
KUKUH S WIBOWO