Unikaja.com - Malang benar nasib seorang pria di Kentucky, Amerika Serikat yang datang  ke sebuah rumah sakit untuk minta disunat. Dokter yang menyunat  menemukan kanker ganas di balik kulit yang menutupi kepala Mr P dan  terpaksa harus diamputasi. 
 Bermula ketika Philip Seaton, sopir  truk berusia 46 tahun datang ke sebuah rumah sakit di Kentucky pada  Oktober 2007. Ia datang dengan keluhan radang atau inflamasi di  kemaluan, lalu minta disunat agar selanjutnya alat vitalnya jadi lebih  mudah dibersihkan. 

 Peralatan operasi segera disiapkan oleh Dr  John Petterson, ahli bedah yang akan menyunat kemaluan Seaton. Pada  kondisi normal, sunat atau sirkumsisi hanyalah prosedur ringan yang  hanya butuh waktu beberapa menit dan tidak terlalu berisiko memicu  komplikasi. 
 Namun ketika Dr Petterson menyayat kulit kemaluan  yang menutupi kepala penis Seaton, yang ditemukan bukan radang melainkan  jaringan dengan pertumbuhan tidak normal. Dr Petterson menggambarkan  kondisi itu sangat parah dan sudah menyerupai kembang kol yang membusuk. 
 Dr  Petteerson dan timnya mendiagnosis kondisi ini sebagai karsinoma sel  skuamosa, sejenis kanker ganas yang biasanya menyerang permukaan kulit.  Satu-satunya cara untuk mencegah persebaran sel kanker ke organ lain  adalah sesegera mungkin mengamputasi kemaluan Seaton. 
 "Yang saya  lihat saat itu bukan penis melainkan kanker. Saya lakukan amputasi  karena saya pikir inilah cara paling tepat untuk menyelamatkan Seaton,"  ungkap Dr Petterson, seperti dikutip dari 
WDRB, Selasa (23/8/2011). 
 Akhirnya  operasi yang tadinya hanya bertujuan untuk menyunat kulit kemaluan  malah berakhir dengan amputasi parsial, yakni menghilangkan bagian  kepala penis yang sudah digerogoti kanker. Pilihan yang sulit bagi  dokter, namun harus dilakukan untuk menyelamatkan Seaton. 
 Sayangnya  Dr Petterson melakukan kesalahan mendasar dalam tindakan penyelamatan  tersebut. Ia tidak memberikan informed consent atau pemberitahuan kepada  Seaton atau keluarganya, terkait dampak-dampak yang akan ditimbulkan  termasuk hilangnya sebagian dari alat vital Seaton. 
 Seaton yang  saat terbangun mendapatu alat kelaminnya sudah terpotong akhirnya tidak  terima, lalu membawa masalah ini ke pengadilan. Kasus yang sudah terjadi  4 tahun lalu itu baru mencuat ke media saat sidangnya mulai digelar  beberapa hari yang lalu.