Pesantren Khusus Waria, Dorong Perubahan Profesi

Halaman ini telah diakses: Views
Juandry9
Pipes Output
Pesantren Khusus Waria, Dorong Perubahan Profesi
Aug 11th 2011, 13:25

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Mariani, 51 tahun, antusias menjawab pertanyaan Tempo mengenai alasannya bertahan mengelola pesantren khusus waria 'Senin-Kamis' Yogyakarta. Padahal, banyak ulama menilai negatif status waria. 

Kata Mariani, waria juga punya kehausan spiritualitas sebagaimana laki-laki dan perempuan. Sayangnya, ruang untuk itu sangat terbatas. "Kami jadi waria bukan karena pilihan maupun pengaruh lingkungan, tapi takdir Allah SWT. Kenapa mau beragama susah?" ujar waria yang juga menjadi ketua Ikatan Waria Yogyakarta (Iwayo) itu.

Mariani mengaku sangat menghindari penafsiran agama yang mengharamkan status waria dalam mengajarkan ilmu agama di pesantrennya. Untuk sarana ibadah sekalipun, kata dia, disediakan sarung dan mukena. "Saya ingin membenahi mereka agar hidup lebih baik," ujar Mariani.

Menurut Mariani, waria memiliki karakter yang sulit diatur sehingga untuk mengajaknya hadir di pengajian pesantren Senin-Kamis harus memakai pendekatan hati-hati. Tak heran, hingga kini jumlah santri Pesantren Senin-Kamis baru 25 orang, meski pesantren itu sudah berdiri sejak Juli 2008. Padahal, Iwayo memiliki anggota 120 waria dan menurut data organisasi ini terdapat 250 waria asli di Yogyakarta. "Kalaupun mau, kata mereka pasti, 'Kalau aku ikut pengajian, memangnya kamu bisa kasih apa (materi) ke aku?'"

Mariani mengatakan efek kegiatan forum pengajian di pesantren Senin-Kamis sangat besar bagi santri waria. Menurut Mariani, mereka yang semula suka mangkal untuk menjual badan semuanya beralih profesi. Santri-santri pesantren Senin-Kamis kini banyak yang bekerja sebagai pengamen, penjual jasa salon keliling, pegawai salon, pedagang hingga pegawai LSM. 

Forum pengajian agama yang dilaksanakan tiap malam Minggu dan malam Senin tak hanya menjadi acara berkumpul untuk beribadah. Forum ini, menurut Mariani, bisa menjadi sarana efektif untuk mengubah secara pelan-pelan karakter waria. 

Lewat forum pengajian, dia biasanya bisa mempengaruhi para waria agar mulai berpikir menabung hasil mengamen untuk modal membuat usaha. "Contohnya menjual jasa salon. Alat-alat mereka beli sendiri dari tabungan, tekniknya saya ajari," kata pemilik salon Ariani yang lokasinya juga di dekat pesantren Senin Kamis itu. 

Untuk memperluas jangkauan forum keagamaan ini, Mariani mencoba merintis pembentukan jemaat kebaktian bagi waria yang non-muslim. Pembentukannya dia mulai dengan sering mengadakan acara pertemuan waria yang mengundang ulama sekaligus pendeta dan room. "Kami aktif berkomunikasi dengan FPUB (Forum Persatuan Umat Beragama) Yogyakarta," terangnya. 

Ide Mariani merintis pesantren khusus waria Senin-Kamis yang berlokasi di Kampung Notoyudan, Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta, berawal dari aktivitasnya mengikuti majelis mujahadah Pesantren Majelis Mujahadah di Pesantren Al-Fatah, Bantul, pimpinan KH Hamrolie Harun. Setelah dua tahun mengikuti pengajian itu sejak 2006, dia meminta izin Hamrolie untuk mendirikan pesantren Senin-Kamis. 

Pembimbing pesantren Senin-Kamis selama ini adalah ustad-ustad undangan. Di antara mereka ada yang mahasiswa dan ada juga ustad dari kampung tetangga. Seluruh biaya operasional dia biayai dari bisnis salonnya. "Tak besar biayanya, karena rumah ini (lokasi pesantren) adalah rumah saya," imbuh Mariani.

Di pesantren Senin-Kamis, acara pengajian biasanya diadakan seminggu sekali. Mereka biasa berkumpul pada Minggu malam dan Kamis malam. Mulai Pukul 17.00 sore majelis pengajian waria itu memulai aktivitasnya dengan membaca salawat, Al Quran dan doa. Kegiatan yang diselingi salat jamaah, salat sunnah dan ceramah agama itu dilakukan hingga masuk waktu subuh. 

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url