TEMPO Interaktif, Jakarta - Mengatasi kisruh di Papua, Badan Reserse Kriminal Mabes Polri mengirimkan empat perwira menengahnya ke Papua. Menurut Wakil Kepala Bareskrim Inspektur Jenderal Bekto Soeprapto, tim yang dikirim itu akan menjadi tim pendukung (back up) untuk mengatasi masalah bentrokan akibat sengketa pemilihan umum daerah setempat. Selain dari markas besar polisi, tim juga dikirim dari Polda Papua.
"Dari Polri saya kirim kemarin, dari Polda juga bergerak ke sana, sekarang bersama-sama memecahkan masalah itu. Sekarang sudah di sana dan sedang menuju ke Ilaga," katanya usai seminar tentang penanggulangan terorisme di Lembaga Ketahanan Nasional di Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2011.
Ilaga adalah salah satu kabupaten di Puncak Jaya hasil pemekaran. Bekto mengatakan di daerah itu memang belum ada kantor polisi setingkat kepolisian resor, hanya ada kepolisian setingkat sektor. Oleh karena itu, Mabes Polri dibantu Polda mengirimkan tim pendukung.
Bekto memastikan bentrokan itu bukan terkait dengan perang suku atau Organisasi Papua Merdeka, tetapi masalah pemilukada. Kondisi di Ilaga sendiri sudah berangsur membaik. "Biasa mereka panas-panas seperti itu. Saya sangat mengenal orang Papua seperti apa," kata mantan Kapolda Papua ini. Temuan sementara polisi, sengketa ini diakibatkan ketidakpuasan warga masyarakat.
Masyarakat Papua, menurut dia, biasa memiliki temperamen tinggi. Tapi ia yakin persoalan ini bisa diselesaikan dengan baik dan cepat, terutama secara adat. Karena ada peraturan yang mengatur penyelesaian sengketa secara adat, maka di sana memungkinkan diselesaikan secara adat. Sampai saat ini, polisi belum menetapkan tersangka dari kasus bentrokan ini.
KARTIKA CANDRA