Unikaja.com - Tak semua etiket melamar pekerjaan bisa diterapkan sepanjang zaman. Seiring berkembangnya zaman, sejumlah etiket dalam melamar pekerjaan ini, kini tak lagi relevan. Tinggalkan etiket melamar pekerjaan era 1991, kini Anda berhadapan dengan masa digital, era 2011, yang memiliki aturan juga budaya berbeda. Anthony Balderrama, penulis dan
blogger untuk
CareerBuilder.com memberikan perbandingannya untuk Anda.
1991: Hard copy berkas lamaran penting.
2011: Aplikasi
online. Dulu, mengirim lamaran pekerjaan harus menyertakan setumpukan berkas dalam bentuk
hard copy. Kini, di sebagian besar industri, menerima format aplikasi lamaran pekerjaan dalam bentuk
soft copy, atau melalui surel (surat elektronik). Meski begitu, bukan berarti berkas dalam format cetakan tidak lagi diperlukan. Saat wawancara kerja, sebaiknya persiapkan diri dengan membawa
hard copy data diri Anda, kalau-kalau pihak yang mewawancarai Anda lupa membawa berkas Anda.
Karena aplikasi lamaran melalui surel mewakili pribadi Anda, pastikan format aplikasi
online Anda sudah baik sebelum dikirimkan ke perusahaan impian. Pilih
font yang mudah dibaca, dan pastikan aplikasi
online Anda sudah sempurna sebelum dikirimkan.
1991: Gunakan jas atau blazer saat wawancara kerja.
2011: Lakukan riset tentang budaya dan gaya busana perusahaan incaran.
Memberikan kesan pertama yang positif memang penting. Namun tak ada standar baku mengenai gaya busana saat wawancara kerja. Mengenakan jas atau blazer memang aman, dan memberi kesan formal. Namun jika Anda melamar di perusahaan yang bergerak di industri kreatif, penampilan formal terkadang tak mutlak. Sebaiknya, lakukan riset kecil-kecilan mengenai budaya di perusahaan incaran Anda. Seperti apa budaya kerja dan karakter perusahaannya. Dengan begitu Anda bisa memilih busana yang tepat, mewakili perusahaan juga diri Anda.
1991: Wajib menyebutkan referensi dalam surat lamaran.
2011: Siapkan referensi, dan tunjukkan hanya saat diminta.
Beberapa perusahaan memang membutuhkan referensi sejak tahap awal dalam proses rekruitmen. Namun sejumlah perusahaan justru meminta nama referensi di akhir proses. Jadi, tinggalkan gaya lama melamar pekerjaan dengan memasukkan referensi di surat lamaran. Sebaiknya, siapkan saja nama referensi yang bisa mendukung proses melamar pekerjaan. Hanya berikan referensi jika sudah diminta.
Hal ini juga untuk menghindari risiko kehilangan pekerjaan, karena sumber referensi Anda bisa jadi bicara buruk tentang Anda atau justru reputasinya menyulitkan Anda. Pada era digital seperti sekarang ini, mudah saja bagi perusahaan untuk mencari informasi mengenai reputasi individu.
1991: Pisahkan kehidupan profesional dan personal.
2011: Ya, ada benarnya, namun Anda perlu lebih cerdik.
Memisahkan kehidupan profesional dengan personal masih relevan hingga kini. Namun di era digital seperti sekarang ini, Anda perlu lebih bijak berperilaku. Perusahaan dengan mudah mencari informasi tentang Anda.
Memang Anda sah saja pergi ke klub hingga dini hari dan bersenang-senang, karena itu adalah kehidupan personal Anda. Namun, tak perlu menyebarluaskan aktivitas personal melalui jejaring sosial. Karena bisa jadi, aktivitas sosial yang dipublikasikan tanpa batas di dunia maya bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri dalam karier.
1991: Resume sebaiknya hanya satu halaman.
2011: Resume harus realistis.
Alasan ringkas, praktis, padat berisi menjadi alasan mengapa 20 tahun lalu resume disarankan hanya satu halaman saja. Namun kini, buatlah resume yang realistis. Jika memang harus menuliskan lebih dari satu halaman, tak jadi soal. Apalagi jika fakta menunjukkan pengalaman Anda atau latar belakang pendidikan Anda lebih banyak, dan perlu disertakan sebagai bahan pertimbangan.