Liputan6.com, Jombang: Masa anak-anak adalah identik dengan dunia bermain. Tapi berbeda dengan Akbar dan kawan-kawanya di Pondok Pesantren Madrasatul Qur'an, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Bocah bernama lengkap Imam Akbar Mubarok ini rela jauh dari kedua orangtuanya demi menghafal Al Qur'an.
Di usia 13 tahun, Akbar harus meninggalkan kampung halamanya di kampung Balosi, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Makasar, usai dia lulus dari sekolah dasarnya. Beruntung, sekitar 60 teman satu kampungnya turut menuntut ilmu di lokasi yang sama, sehingga sedikit mengurangi rasa rindu akan kampung halamanya.
"Saya ke sini atas kemauan sendiri, karena saya pengin apal qur'an," ujar Akbar saat ditemui Liputan6.com, Jombang, Jumat (5/8). Meski begitu, Akbar mengaku sejak setahun menghafal al qur'an di pesantren yang memiliki 1009 santri putra ini terkadang merasa rindu kedua orang tuanya. "Saya paling suka nangis kalau lagi kangen sama mama," ujar murid kelas II Madrasah Tsanawiyah Al Furqon, Tebuireng, Jombang ini.
Akbar tergolong anak yang cukup berprestasi, beberapa bulan yang lalu, bocah yang mengidolakan ustad Jefri ini telah meraih juara III lomba pidato, meski masih di tingkat lingkungan tempat ia menimba ilmu itu.
Bahkan, dalam setahun ini beberapa jus al qur'an sudah dia hafalkan. Dalam sehari dia mampu menghafal setengah halaman sampai empat halaman Al Qur'an. "Biasanya tergantung sih, kalau lagi semangat ya bisa dua lembar."
Sebagai anak-anak yang menginjak masa puberitas, tentu Akbar tak bisa lepas dari rasa jenuh saat menghafal Al Qur'an. Akbar pun tahu caranya untuk mengatasi saat menemui rasa bosan. "Aku paling keluar dulu beli jajan, biar nanti semangat lagi menghafal," ungkap bocah yang bercita-cita menjadi seorang dai itu.
Akbar berharap, usai berhasil menghafal Al Qur'an suatu saat nanti berniat akan mengamalkan ilmu yang telah ia dapatkan di pesantren yang memiliki visi Hamilil Qur'an, lafdhan, ma'nan wa'amalan (pemandu Al Qur'an, hafal Lafadhnya, paham maknanya, dan mengamalkannya). (YUS)