TANGERANG- Anak kedua pasangan Neneng Hasanah dan Abdul Rahim, warga Kampung Kalipaten, RT 002/04, Pakulonan Barat, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, terlahir tanpa anus.
Bayi yang baru berusia empat hari ini, kini tidak bisa buang air besar. Perutnya mulai membesar dan tangisnya semakin kencang.
Abdul Rohim, bapak kandung bayi tersebut tampak pusing memikirkan biaya operasi buah hatinya. Saat ini, keluarga miskin itu sangat membutuhkan biaya untuk operasi anus anaknya yang masih berada di Rumah Sakit (RS) Sari Asih, Karawaci.
Sebelumnya, bayi yang belum diberi nama itu telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang.
Jaiyah, nenek bayi itu menceritakan, cucunya lahir di rumah dengan menggunakan jasa dukun beranak dan bidan di desa Panunggangan. Cucunya lahir pada Sabtu sore, sekira pukul 16.00 WIB.
Dituturkan Jaiyah, tidak ada yang ganjil saat proses persalinan bayi. Minggu pagi, sekira pukul 10.00 WIB, Jaiyah datang melihat cucunya. Saat itu, dia tidak memperhatikan secara rinci cucunya tersebut dan pulang pukul 12.00 WIB.
"Minggu malam, Abdul Rahim pulang ke Kalipaten dan mengeluh. Katanya, anaknya tidak pernah buang air besar dan tidak memiliki anus," ujar Jaiyah, saat ditemui di kediaman Abdul Rahim, Rabu (3/8/2011).
Mengetahui hal itu, pada Senin pagi, Abdul Rahim membawa anaknya itu ke RSUD Tangerang. Di sana, bayi malang itu di rongent dan mendapatkan infus. Berdasarkan hasil rongent, bayi itu memiliki anus. Tapi tertutup oleh kulit dan harus dioperasi di Rumah Sakit yang lebih lengkap.
Mendengar kata operasi, keluarga miskin ini pun syok. Dia berpikir tentang biaya yang sangat mahal dan harus ditanggungnya. Setelah mendatangi saudara dan keluarga, serta memintai sumbangan. Abdul Rahim akhirnya dapat melunasi biaya administasi di rumah sakit.
Kemudian, bayi malang itu dibawa pulang kembali. Di rumah, bayi itu terus menangis dan perutnya mulai membesar. Lalu, diputuskan untuk membawanya ke RS Sari Asih Karawaci.
"Anak itu menangis terus dan perutnya semakin besar. Ibunya juga jatuh sakit. Badannya panas dingin," terangnya.
Abdul Rahim yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek mengaku tak sanggup membiayai operasi anaknya itu. Penghasilannya tidak pernah menentu. Sedang istrinya, Neneng menganggur dan hanya mengurus anak.
Keluarga miskin hidup menumpang bersama sang mertua. Mereka tinggal di dalam kamar kecil berukuran 3x4 meter. Kini Abdul Rahim hanya dapat meminta uluran tangan dermawan yang ingin meringankan biaya operasi anus keluarga miskin ini.
(ugo)