Pembantaian Keluarga Apo Sumarna karena Dendam

Halaman ini telah diakses: Views
Juandry9
Pipes Output
Pembantaian Keluarga Apo Sumarna karena Dendam
Jul 30th 2011, 09:23

TEMPO Interaktif, Bandung - Aparat Kepolisian berhasil menangkap Asep Dudung Budiman, 31 tahun, pelaku pembantaian keluarga Apo Sumarna, warga Jalan Raya Banjaran RT 03/RW 03, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Sabtu dini hari, 30 Juli 2011.

Asep yang merupakan teman dekat yang baru beberapa pekan dikenal Apo, ditangkap di daerah Jakarta Barat. "Motifnya, tersangka sakit hati dan dendam terhadap korban yang ingkar janji memberi uang," kata Kepala Kepolisian Resor Bandung Ajun Komisaris Besar Polisi Sony Sonjaya di kantornya, Sabtu siang, 30 Juli 2011.

Pembunuhan Apo serta istri dan cucunya tersebut direncanakan tersangka bersama temannya, Jajang, seorang anggota TNI. Janjang sudah lebih dahulu ditangkap di rumahnya, di Cilame, Kabupaten Bandung Barat, Selasa siang, 26 Juli 2011 lalu.

"Tersangka seorang diri mengeksekusi para korban pada Selasa dini hari (26 Juli) sekitar jam 01.00 WIB. Lalu kabur sekitar pukul 05.00 dengan membawa mobil merek Karimun milik korban berikut surat-suratnya," ujar Sony.

Sony juga membeberkan perencanaan pembunuhan keluarga korban. Asep merencanakan pembantaian bersama Jajang, kawan yang dikenalnya saat berziarah ke sebuah pemakaman di kawasan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Keduanya, Sony melanjutkan, pada suatu hari sempat saling mencurahkan isi hati. Keduanya lalu saling mengaku bahwa mereka sama-sama sedang kelimpungan lantaran terlilit hutang.

Saat sedang mengobrol itulah, kata Sony, terbit dendam Asep yang merasa diingkari janji duit oleh korban. Dia juga teringat dirinya baru mengantar korban membeli sebuah Suzuki Karimun D-1273-LX.

"Saat itu juga muncul niat tersangka untuk merampok mobil baru milik korban dan disampaikan kepada Jajang," papar Sony. Selanjutnya, kedua tersangka pun merencanakan perampokan korban.

"Disepakati, tersangka ADB akan menjadi eksekutor perampokan dengan cara-cara yang diajarkan Jj pada hari Senin," ucap Sony.

Pada Senin malam, 25 Juli 2011 sekitar pukul 21.00 WIB, Asep mengontak Apo. Namun karena Apo dan keluarganya sudah terlelap, telepon tak ada yang mengangkat.

"Malam itu juga tersangka lantas mendatangi langsung rumah dan menggedor pintu minta dibukakan," urai Sony pula.

Isteri Apo, Lilis, lalu membukakan pintu garasi dan mempersilakan tamu dekat suaminya yang sudah beberapa kali menumpang menginap di rumahnya. Tak lama, Lilis kembali tidur di kamarnya bersama cucu mereka yang masih berumur 4 tahun, Keisya (sebelumnya ditulis Treisya).

Apo dan Asep mengobrol di ruang keluarga hingga Apo terlelap di atas sofa. Setelah korban tertidur, Asep lalu bangkit dan mulai melaksanakan niatnya.

"Dia lalu mencari-cari alat membunuh hingga menemukan golok dan martil di gudang rumah korban."

Sejenak kemudian, Asep mendekati Apo yang tertidur nyenyak sekitar pukul 01.00 WIB. Korban lalu dibacok lehernya dengan golok dan digorok sampai meninggal dunia di tempat.

Selanjutnya, Asep melangkah ke kamar tempat Lilis dan Keisya tidur. Di dalam kamar yang lampunya dipadamkan itu, Asep membacok dan menggorok leher Lilis. "Cucu mereka yang terbangun dan sempat menjerit juga akhirnya dihabisi dengan cara yang sama," urai Sony.

Asep kemudian mencari surat-surat dan kunci mobil korban hingga akhirnya ditemukan di dalam mobil korban. Asep pun membersihkan darah, mandi, dan mengontak Jajang.

"Selasa sekitar jam 05.00 pagi, Jj datang menjemput. Keduanya lalu meninggalkan rumah korban dengan membawa mobil milik korban," kata Sony.

Kedua pelaku bertolak menuju Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, dan berhenti di kawasan wisata Situ Ciburuy, Padalarang. Di tempat itu Asep membuang golok yang digunakan membunuh para korban.

Dari Situ Ciburuy, keduanya lalu menuju ke rumah Jajang di Cilame. Asep istirahat dan Jajang berangkat ke kantornya.

Adapun mobil Karimun warna hijau muda milik korban berhasil mereka jual hari Selasa itu juga di Kota Bandung dengan bantuan seorang perantara berinisial AM. Mobil milik korban dijual dengan harga sekitar Rp 77 juta. "Uang hasil penjualannya lalu dibagi di antara mereka," tandas Sony.

Sony juga menyebutkan bahwa golok yang ditemukan anjing pelacak pada Jum'at malam kemarin di sebuah toko material di dekat rumah korban tak ada kaitan dengan kasus ini. "Setelah diteliti, ternyata bercak yang ada di golok itu bukan darah," kata Sony.

ERICK P. HARDI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url