Kecantikan menurut persepsi berbagai negara
Di Jepang, kulit itu adalah kunci dari kecantikan. Wanita di Jepang mempunyai kulit lembut & cantik tanpa bekas, terutama di wajah mereka. Hal ini disebabkan karena wanita Jepang suka mengkonsumsi makanan & minuman yang mengandung collagen. Di Jepang, collagen sangat mudah ditemukan di supermarket, bahkan sudah banyak restaurant yang menyediakan makanan yang mengandung collagen. Tujuan mereka mengkonsumsi collagen adalah agar kulit mereka tetap halus, karena collagen adalah protein utama yang menyusun 75% area kulit dan berfungsi memberikan kekuatan dan kehalusan pada kulit. Oleh karena itu, kulit yang sehat sangat dipengaruhi oleh kadar kolagen yang mencukupi. Rusaknya kolagen maupun penurunan produksinya mengakibatkan timbulnya kerutan dan munculnya kulit tua.
Kulit wanita di Jepang memang halus, tapi tetap saja belum terasa lengkap tanpa rambut yang lurus, karena rambut lurus di Jepang juga dianggap cantik, dan kebanyakan rambut-rambut wanita Jepang itu memang lurus-lurus. Rambut lurus memang diibaratkan dengan gadis cantik di Jepang, dan sejujurnya, saya juga suka wanita yang berambut lurus. Ternyata Jepang memang mempunyai teknik pelurusan rambut yang sangat menganggumkan, dan teknik tersebut dipakai hampir di seluruh dunia.
Taboo
Di Burma dan Thailand, anggota dari suku kayan memulai ritual kecantikan mereka dari waktu muda. Pada saat umur 5 tahun, mereka sudah memakai gelang berbentuk melingkar di sekitar lehernya. Gelang leher tersebut terus ditambahkan seiring dengan pertumbuhan mereka, dan hal tersebut membuat leher mereka semakin panjang seperti layaknya leher jerapah. Bagi mereka, leher yang panjang dengan gelang yang bersinar adalah tanda kedudukan dan keagungan mereka. Berat gelang leher tersebut bisa mencapai 22 pounds atau sekitar 10,5 kilo.
Bagi saya hal tersebut sangat ekstrim, tapi ada seorang wanita yang mengatakan, “jika saya melepaskan gelang-gelang ini dari leher saya, maka saya tidak akan terlihat cantik lagi, seperti saat saya memakainya”.
India
Hampir di seluruh dunia tahu, bahwa wanita di India memiliki kulit & rambut yang indah, dan hal tersebut telah membantu para wanita di AS(Amerika) yang ingin memanjangkan rambut mereka dengan teknik catok rambut. Apa hubungannya rambut indah di India dengan para wanita di AS? Sekitar 25% rambut palsu di AS didatangkan dari hasil pengorbanan wanita-wanita di India. Para wanita di India mengorbankan rambut mereka untuk upacara keagamaan Hindu, dan mereka percaya bahwa dewa mereka sangat suka rambut. Kuil Hindu tersebut otomatis kedatangan banyak rambut, Lalu untuk apa semua rambut tersebut? ternyata rambut tersebut mereka jual ke pasaran, dan meraup keuntungan sebanyak 18 juta dollar per tahun (1 $ = Rp 10.340). Selain cara di atas, ada juga wanita yang dengan sengaja menjual rambutnya, dengan cara memotongnya sendiri atau mengumpulkan rambut-rambutnya yang telah rontok ke dalam kaleng atau tempat penyimpanan rambut. Lucunya, pada saat mendengar hal tersebut, seorang wanita yang hadir di Oprah pun terkejut karena kebetulan ia juga memakai cara extension. Memang wanita AS tidak tahu dari mana rambut tersebut berasal, tapi seorang ahli penata rambut mengatakan bahwa kualitas yang paling bagus mutunya adalah rambut orang India.
Iran
Brazil
Indonesia
Ethiopia
France
Mauritania
Semakin Besar(Gendut) seorang wanita, maka semakin banyak pria yang suka, jika semakin langsing maka semakin tidak laku. Mendengar hal tersebut, berbahagialah si Oprah, dan seluruh wanita di dunia yang kelebihan bobot. Karena semakin gendut, semakin banyak yang suka, maka sejak kecil anak-anak perempuan mereka diberi makan-makanan, dan susu onta yang berlemak tinggi secara berlebih.
Karena berlebihan, anak-anak tersebut muntah, tapi malah diberi lebih banyak lagi. Makanya tidak heran, makanan di sana mengandung banyak lemak dan tak ada yang menjual makanan diet atau pil diet di Mauritania. Lucunya, pria di Mauritania haruslah kurus atau langsing, lalu si Oprah bersorak untuk ke dua kalinya, ”Hidup Mauritania, saya senang jika saya dilahirkan di sana”, dan si Oprah terus menerus menyebut Mauritania, hingga para penonton di Oprah pun tertawa, mendengar hal tersebut saya pun ikut tertawa